Komisi V Dukung Masterplan Pengembangan Bandara Fatmawati Bengkulu
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi V DPR mendukung masterplan pengembangan Bandara Fatmawati Bengkulu menjadi bandara yang memenuhi persyaratan.
Dalam artian, bandara ini dapat memenuhi standar agar pesawat yang lebih besar bisa mendarat. Meskipun saat ini secara keamanan belum layak, karena hanya memiliki panjang landasan pacu 2250 meter dan tepi sisi 75 meter.
"Kami di Komisi V memberikan dukungan besar kepada kemenhub terutama, atas masterplan untuk pengembangan Bandara ini.
Selain itu, daerah ini dikatakan sebagai First Lady dari Presiden RI pertama. Menurut saya ini penting sebagai bentuk penghargaan kita atas perjuangan berdirinya republik ini," kata Anggota Komisi V Yoseph Umarhadi saat diskusi kunjungan kerja bersama otoritas bandar udara di Bengkulu, Senin (21/3).
Selain itu, tambah Yoseph, perluasan bandara ini juga diperlukan dalam rangka mitigasi bencana. Sehingga bandara ini bisa menjadi landasan pacu pesawat berbadan lebar, bisa juga digunakan untuk keberangkatan jamaah haji.
"Kita berharap pemprov juga ikut menyumbang, jangan juga berpaku sejauh mana besaran nilainya. Paling tidak kita berharap penyediaan lahannya tidak bermasalah, dana bisa dari pusat," kata dia menambahkan.
Ia juga mengusulkan agar mencoba menggandeng swasta. Namun menurut kemenhub bandara ini masih rugi.
Kedepan, menurut Yoseph, anggarannya akan diperjuangkan, yang penting mereka bisa meyakinkan komisi V saat raker. Walaupun dari persentasi tadi sudah cukup meyakinkan. Dengan keberadaan bandara ini perlu mendapatkan perhatian dalam membuka pertumbuhan ekonomi.