Istilah Larangan dan Pengendalian Masih Diperdebatkan dalam RUU Minol
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Khusus (Pansus) RUU Minuman Beralkohol akan menggelar rapat untuk melanjutkan pembahasan RUU tersebut pada Rabu (25/5) besok. Anggota Pansus RUU Minol Tifatul Sembiring mengatakan, poin yang masih jadi perdebatan adalah apakah RUU ini akan menggunakan istilah larangan atau pengendalian.
''Kami sudah mendengarkan masukan dari beberapa elemen masyarakat, PKS tetap pada pendirian istilah awal yaitu larangan minol, memang beberapa pihak menawar supaya istilahnya pengendalian,'' kata Tifatul, saat dihubungi, Selasa (24/5).
Menurut dia, sejak awal wacana pembentukan RUU ini adalah fokus pada pelarangan. Apalagi, dampak minuman beralkohol sangat buruk terhadap masyarakat. Berdasarkan aspirasi masyarakat, minol dapat menyebabkan banyak kejahatan, perceraian dalam rumah tangga, dan beberapa kasus pemerkosaan terakhir anak di bawa umur akibat pengaruh minuman beralkohol.
''Melarang itu kan juga mengendalikan. Kalau pengendalian, nanti akan banyak pemberian konsensi. Kita membuat aturan harus tegas, kalau satu daerah dilarang tapi daerah lain tidak, kan bisa menimbulkan kecemburuan,'' ucapnya.
Karena itu, fraksi PKS masih tetap pada kalimat pelarangan. Sementara ini, yang berkomitmen dengan istilah larangan adalah PKS dan PPP. Sementara ada yang ingin pengendalian, dan juga masih ada fraksi yang abu-abu, seperti tidak perlu larangan atau pengendalian, melainkan RUU Minol saja.
''Belum ada yang tegas selain PKS dan PPP, masih tawar-tawar. Karena ini kan kadang-kadang lobi sana lobi sini. Jadi kan repot,'' jelasnya.
Selain itu, RUU ini juga tidak boleh ada pengecualian terhadap satu daerah tertentu untuk tidak melarang penjualan Minol, termasuk Bali. Kalau beberapa pasal, di beberapa tempat seperti hotel dan bali yang tidak beredar di luar, itu masih bisa diperdebatkan dan didiskusikan.
Masalahnya, kata dia, usai ganti Menteri Perdagangan, masyarakat bisa dengan mudah lagi mendapatkan Minol di mini market, makanya harus di larang. ''Di dekat rumah saya di asrama brimob, saat tahun baru orang mengantri beli minuman, gak tau darimana asalnya,'' ucap dia.