Verizon akan Beli Yahoo
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raksasa telekomunikasi Amerika Verizon Communication hari Senin (25/7) siap mengumumkan rencana membeli operasi iklan dan mesin pencari Yahoo senilai 4,8 miliar dolar AS.
Yahoo, yang termasuk pionir dalam memperkenalkan internet kepada banyak pengguna di seluruh dunia, Februari lalu mengumumkan sedang mencari “alternatif strategis” bagi bisnis internet utamanya.
Selama beberapa tahun terakhir Yahoo telah berjuang untuk mengubah lanskap iklan internetnya, dimana beberapa analis mengatakan Yahoo gagal untuk tetap relevan dengan para penggunanya.
CEO Yahoo Marissa Mayer, yang sebelum memimpin tahun 2012 sempat bekerja di Google, hanya membawa sedikit kemajuan bagi upaya meningkatkan profit perusahaan. Pekan lalu Yahoo melaporkan kerugian hingga 440 juta dolar AS pada kwartal kedua tahun ini.
Nilai pembelian Yahoo itu jauh di bawah harga pasar perusahaan yang mencapai puncaknya pada Januari 2000 atau saat 'ledakan dot-com,' yakni lebih dari 125 miliar dolar AS. Tahun 2008, Yahoo mengesampingkan tawaran dari Microsoft.
Perjanjian itu akan membuat Yahoo memisahkan aset utamanya dari perusahaan jaringan internet raksasa Cina, Alibaba, yang memegang sebagian besar dari nilai pasar Yahoo yang berjumlah 37 miliar dolar AS.
Perjanjian ini juga akan membuat Verizon berintegrasi dengan Yahoo lewat akuisisi online lainnya, AOL, untuk menciptakan kelompok digital yang bisa mengalahkan Google dan Facebook.