DPR Pertanyakan Aparat Kecolongan di Teror Medan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR RI menilai aparat keamanan dan intelijen kecolongan dengan teror yang terjadi di salah satu rumah ibadah di Medan. Anggota Komisi VIII Maman Imanulhaq mengatakan DPR pasti menyoroti seringnya aparat keamanan kecolongan menghadapi kasus-kasus teror seperti ini.
"Komisi VIII akan melakukan pengecekan informasi bagaimana latar belakang termasuk juga kenapa terus menerus aparat keamanan kecolongan," ujar Maman pada wartawan, Ahad (28/8).
Padahal, imbuh Maman, Pemerintahan Joko Widodo mengklaim sudah menerapkan program-program teloransi dengan prioritas tinggi. Namun, hal itu seperti tidak efektif mencegah terjadinya kasus teror di tempat ibadah.
Komisi VIII akan menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan Menteri Agama dan akan menanyakan langsung perihal ketidakefektifan program toleransi Kabinet Kerja.
Maman mengaku DPR sangat mengutuk keras teror yang melukai Pastor di Gereja Katolik di Medan. Menurutnya, pelaku teror tidak dapat mewakili agama apapun dalam kejadian ini. Sebab, teror ini melukai kebersamaan dan kerukunan antar agama yang selama ini terjaga.
"Ini perbuatan orang yang tidak bisa mewakili agama manapun," tegas dia.