DPR Berharap Debat Putaran Pilkada DKI Mencerdaskan Masyarakat

Republika/ Raisan Al Farisi
Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta nomor urut 3 Anies_sandi memberikan pemaparan saat mengikuti final debat pasangan calon di Jakarta, Jumat (10/2).
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang pemungutan suara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI akan menyelenggarakan debat pamungkas pada putaran kedua Pilkada DKI. Pada debat yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan itu menampilkan Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Seperti halnya tiga sesi debat pada putaran pertama, debat pamungkas kali ini akan dipastikan akan menyuguhkan momen-momen yang seru, mencerahkan dan sekaligus mencerdaskan.

Ketua Umum Setya Novanto, berharap ajang debat tersebut dijadikan sebagai adu ide dan gagasan tentang bagaimana membangun Kota Jakarta. Apalagi jakarta dengan berbagai kompleksitas persoalan yang melingkupinya memang selalu menarik untuk disimak. Kata Novanto, selain karena mereka yang turut berkontestasi adalah figur-figur yang memiliki kapabilitas dan kualitas, juga karena Jakarta merupakan ibukota negara. Sehingga menjadi pusat perhatian masyarakat sekaligus miniatur Indonesia.

"Beragam suku, agama dan ras hadir di kota ini. Aneka macam profesi, keahlian dan tipologi masyarakat menyatu dan membaur di wilayah ini. Karena itu pula, seluruh rasionalitas tentang Indonesia juga berhimpun di tempat ini," ujar Politikus Partai Golkar tersebut, Jakarta, Rabu (12/4).

Novanto mengatakan debat malam ini bukan hanya adu argumentasi, tapi pertukaran informasi dan pemikiran antara satu sama lain calon. Maka siapapun yang akan terpilih, bukan berarti hanya ide dan gagasannya saja yang patut diterima. Novanto juga menyatakan, mereka yang tidak terpilih pun telah menyumbangkan pikiran dan saran tentang kehidupan ibukota yang lebih baik.
 
"Inilah berkah dari kedewasaan kita dalam mengelola perbedaan pandangan dan pemahaman menjadi kekuatan bersama yang menyatukan seluruh visi dan misi tentang kehidupan masa depan," kata Novanto.

Kemudian, masyarakat juga dapat menyaksikan satu sama lain dan menentukan pilihan pada figur calon yang sesuai dengan hati nurani. Novanto berharap dengan debat malam ini, rakyat Jakata mendasarkan pilihannya pada rasionalitasnya yang tercerahkan oleh program-program dan kebijakan-kebijakan. "Bukan atas dasar suka atau tidak suka, apalagi alasan-alasan yang tidak rasional," kata Novanto.

Novanto berpendapat, Pilkada DKI kali ini memang telah menguras energi. Namun dirinya sangat meyakini, ini adalah upaya bersama untuk melahirkan pemimpin yang terbaik dari seluruh yang terbaik. Sehingga perdebatan dan polemik yang hadir tidak akan sia-sia.  Karena menurut Novanto, rakyat Jakarta dan seluruh rakyat Indonesia akan merasakan bangga dengan apa yang dihasilkan lewat Pilkada ini.

"Sebentar lagi, kita akan menyaksikan lahirnya pemimpin baru. Pemimpin yang lahir dari rakyat dan untuk rakyat, sesuai dengan Tema Debat Malam ini: Dari Masyarakat Untuk Jakarta," ungkapnya.

Menurut Novanto, debat pamungkas malam ini mempertemukan dua figur calon yang terbaik. Bagi Novamto keduanya adalah saudara, sesama anak bangsa yang telah membuktikan diri sebagai figur-figur yang akan mewujudkan mimpi-mimpi tentang Jakarta sebagai kota modern, kota yang beradab dan berbudaya.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler