Akhir Pahit Karier Emas Zidane

Zidane dikartu merah pada laga final melawan Italia.

EPA/OLIVER BERG
Zinedine Zidane (kanan) saat dikartu merah pada final Piala Dunia 2006.
Rep: Anggoro Pramudya Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, Sebut nama legenda sepak bola Prancis yang paling terkenal, orang-orang pasti serempak menyebut nama Michel Platini dan Zinedine Zidane. Keduanya merupakan bintang Les Bleus pada masanya. Tapi untuk urusan prestasi bersama Prancis, Platini harus mengakui Zidane yang berhasil mempersembahkan Piala Dunia pertama bersama tim Ayam Jantan.


Tapi kisah Zidane bersama timnas Prancis tidaklah manis, bahkan tragis. Pada 1998, Zidane menjadi bintang keberhasilan Prancis menjuarai Piala Dunia di rumah sendiri. Malang, di Piala Dunia 2006, saat ia hendak mengucap salam perpisahan dari lapangan hijau, Zidane dikartu merah pada laga final melawan Italia. Tanpa Zidane dan bermain 10 orang selama perpanjangan waktu, Prancis akhirnya takluk lewat adu penalti.

Zidane sosok jenius. Ia pengatur serangan jempolan. Bila rekannya di lini depan macet dan kesulitan menjebol gawang lawan, ia bisa menggantikan peran mereka untuk memecah kebuntuan tersebut. Piala Dunia 1998 menjadi bukti.

Patung tandukan Zinedine Zidane kepada Marco Materazzi pada final Piala Dunia 2006.

Akan tetapi, Zidane punya sisi kelam. Ia tercatat sebagai pemain yang paling sering diganjar kartu. Selama tampil pada tiga Piala Dunia, pria yang baru saja mencetak rekor sebagai pelatih Real Madrid ini mengumpulkan enam kartu kuning dan dua kartu merah. Enam kartu kuning menyamai Cafu (Brasil)dan dua kartu merah sama dengan koleksi Rigobert Song (Kamerun). 

Kartu merah kedua yang diterimanya akan selalu dikenang. Zidane terintimidasi oleh bek Italia, Marco Materazzi. Menurut Zidane, ocehan Materazzi sudah kelewat batas karena membawa keluarganya. Tak disangka, Zidane menanduk dada Materazzi pada menit ke-110.

Bumbu aksi teatrikal Materazzi saat jatuh sebenarnya tak dilihat wasit Horacio Elizondo. Wasit asal Argentina ini bertanya kepada dua asistennya yang juga mengaku tak melihat. Malang bagi Zidane, ofisial keempat Luis Medina Cantalejo melihat momen tersebut dan tak ragu memberi tahu Elizondo. Momen saat ia mengkartumerah Zidane diceritakan kembali oleh Elizondo beberapa tahun setelah Piala Dunia 2006.

"Mengapa dia menanduknya? Apakah kamu melihat Materazzi berbuat sesuatu sebelumnya?" tanya Elizondo.

Cantalejo menjawab, "Tidak, jujur saya tidak tahu kenapa. Saya hanya melihat ada yang menanduk."

Tanpa ragu, Elizondo langsung mencabut kartu merah dan mengacungkannya ke Zidane. Awalnya, pemain keturunan Aljazair ini sempat protes dan berusaha menjelaskan kepada Elizondo. Para pemain Prancis lainnya juga ikut mengelilingi sang pengadil, tapi keputusan tak bisa diubah. Zidane kemudian hanya bisa berjalan gontai meninggalkan lapangan sekaligus menutup kariernya sebagai pemain pada usia 34 tahun tepat pada 9 Juli 2006.

Momen tandukan Zidane ini diabadikan dengan mendirikan patung di Doha, Qatar, Oktober 2013. Patung bernama 'Tandukan' ini diciptakan oleh artis asal Aljazair, Adel Abdessemed.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler