[pratinjau] Brasil Vs Belgia: Penentuan Calon Favorit Juara
Status quo yang dimiliki Brasil bakal menjadi target menarik bagi para pesaing.
REPUBLIKA.CO.ID, KAZAN -- Siapa yang tidak ingin mengalahkan tim sebesar Brasil, juara Piala Dunia lima kali, dalam pertandingan sepak bola? Tentunya, status quo yang dimiliki Brasil bakal menjadi target menarik bagi para pesaing.
Tugas itu tengah menanti timnas Belgia, skuat Roberto Martinez patut mengencangkan ikat pinggang sejak peluit pertama berbunyi ketika bentrok dengan Selecao pada babak perempat final yang digelar di Stadion KaBzan Arena, Sabtu (7/7), pukul. 01.00 dini hari WIB.
Disamping rekor sejarah yang bertolak belakang bagi kedua tim, alasan lain banyak orang memfavoritkan Brasil pada Piala Dunia 2018 kali ini adalah tim besutan Tite digandrungi banyak pemain bintang, dari lini belakang hingga depan. Meski begitu 23 penggawa De Roude Devils sesungguhnya tak kalah kinclong.
Sederet pemain wahid bersarang di sana, seperti Eden Hazard (Chelsea), Vincent Kompany (Manchester City), Kevin De Bruyne (Manchester City), Maroune Fellaini (Manchester United), Dires Mertens (Napoli), dan Romelu Lukaku. Dengan alasan apa pun Belgia harus siap menjalani kenyataan yang dihadapi. Jalan satu-satunya bagi Jan Vertonghen dan rekan setim bertarung dengan sekuat tenaga untuk mematahkan langkah Si Kenari Kuning memperoleh trofi keenamnya.
"Brasil merupakan tim favorit. Tetapi, kami juga menargetkan kemenangan. Ini adalah pertandingan impian para pemain, mereka dilahirkan untuk bermain dalam partai seperti ini," tegas Tite dikutip Sport, Kamis (5/7).
Setan Merah sebelumnya nyaris kalah dari Jepang pada babak 16 Besar. Tertinggal 0-2, Belgia akhirnya berhasil membalikan keadaan menjadi 3-2 melalui gol Vertonghen pada menit ke-69, Fellaini menit ke-74, dan gol penutup hadir melalui pemain West Bromwhich Albion, Nacer Chadli menit ke-90.
Tentu ini menjadi garansi bahwa mental Belgia ketika berada di bawah tekanan tak cepat putus asa. Hal itu langsung ditanggapi positif oleh Martinez, mantan arsitek Everton mengatakan pemainnya menunjukan sikap terbaik dalam sejarah Piala Dunia.
"Jika Anda melihat statistik, tidak banyak tim yang bisa mengembalikan keadaan setelah tertinggal 2-0 di Piala Dunia. Saya pikir kami semua bisa melakukannya karena ada kepribadian, fokus, keinginan, dan sikap pantang menyerah dari pemain dan keyakinan para pemain. Bisa melakukan ini dalam 90 menit adalah pencapaian luar biasa," urainya selepas pertandingan melawan Jepang.
Namun, satu hal yang patut diingat oleh Martinez adalah pilihan tepat dalam susunan starting IX ketika menjalani laga hidup mati melawan Brasil. Dalam skema andalan 3-4-3 (3-4-2-1) Martinez harus berhati-hati dengan serangan balik lawan, khususnya di sektor sayap.
Kedua pemain Thomas Meunier dan Nacer Chadli yang kerap melakukan penetrasi ke gawang lawan tak boleh kecolongan ketika Selecao melakukan counter attack. Patut diingat bahwa Brasil memiliki dua fulbek cepat Felipe Luis, dan Fagner. Keduanya bisa jadi ancaman Belgia.
"Kami harus bertahan sebaik mungkin dan berusaha membuat mereka kerepotan ketika kami membawa bola. Tim sudah siap untuk itu meskipun tak mudah," kata Martinez dikutip ESPN.
Kesalahan kecil yang luput dari pandangan adalah ketika Martinez menurunkan Yannick Carrasco saat bersua Jepang. Sektor kiri gawang Belgia dengan mudah dieksplorasi oleh Samurai Biru.
Padahal, posisi tersebut begitu menarik ketika diisi oleh Chadli yang tampil impresif saat mengalahkan Inggris 1-0 pada matchday ketiga penyisihan grup. Carrasco tak banyak membantu tim ketika situasi mereka berada dalam tekanan lawan.
Adapun, Cadhli merupakan pemain yang menggusur posisi Radja Nainggolan dari timnas Belgia, mampu bermain baik saat bertahan dan membantu serangan.
"Sebagai pelatih saya memiliki banyak pilihan dengan tim ini tetapi saya tahu apa yang harus saya lakukan. Kami membutugkan kekuatan, dan jika kami menunjukan mentalitas yang sama seperti laga sebelumnya maka peluang untuk melaju ke semifinal terbuka lebar."
Di sisi lain, Brasil tetap siaga penuh meski mendapat sanjungan dari Martinez. Tite, sang mentor, sudah menyiapkan ramuan khusus guna menjinakan pergerakan lini depan Belgia.
Kapten Brasil, Thiago Silva mengharamkan Brasil untuk memandang sebelah mata lawannya. "Belgia tim hebat dan kuat. Kami memang difavoritkan, namun kami harus tetap kerja ekstras keras," ucap pemain Paris saint-Germain dikutip Four Four Two.
Jika sejarah pertemuan dijadikan tolak ukur, Brasil tentu jauh lebih unggul. Selecao menang tiga kali dari empat pertemuan. Satu di antaranya terjadi pada ajang Piala Dunia 2002.
Sayang, Brasil tak akan diperkuat Casemiro pada laga kali ini lantaran terkena hukuman akumulasi kartu kuning. Casemiro adalah bagian penting dalam skuat Tite, bahkan boleh dibilang keberadaannya yang membuat Brasil melaju sejauh ini.
Di skuat Brasil saat ini, Tite mesti memilih di antara dua nama untuk mengisi kekosongan karena Casemiro absen yaitu antara Fred atau Fernandinho. Sementara di lini depan, Tite kembali berada dipilihan yang sulit menurunkan Roberto Firmino atau Gabriel Jesus. Tetapi, legenda Selecao Ronaldo Luiz Nazario meyakini keputusan Tite memainkan Jesus sejauh ini sudah tepat.
"Saya pikir Tite senang dengan performa Jesus. Tentu saja, dia memang belum mencetak gol tapi dia banyak berlari dan membantu tim. Brasil tampil baik karena pemain mereka membantu satu sama lain," terang Ronaldo.