Planetarium Riwayatmu Kini
Mampukah Planetarium bertahan dan mengembalikan kejayaannya?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasib malang dialami Planetarium. Wahana yang di resmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin pada 1968 ini mulai kurang diminati dan seolah di tinggalkan pengunjungnya.
Bagi sebagian masyarakat mungkin wahana ini sudah ketinggalan zaman di banding dengan sarana rekreasi yang lebih menghibur. Selain bersaing dengan alat teknologi canggih yang ada di wahana lainnya, planetarium menghadapi kendala dalam hal pemeliharaan alat.
Padahal, selain pertunjukan Teater Bintang dan multimedia, Planetarium dan Observatorium Jakarta juga menyediakan sarana prasarana observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung. Tim Republika TV pun diajak untuk mengelilingi sarana yang ada di wahana tersebut oleh Aziz taz Sunjaya salah satu petugas Planetaraium.
Pascaperusahaan teknologi asal Jerman Carl Zeis yang melakukan perawatan terhadap planetarium memutuskan berhenti sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan. Hal itu membuat wahana ini terpaksa melakukan perbaikan sendiri jika ada kerusakan demi berlangsungnya pertunjukan.
Kepala Unit Pengelola Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki, Imam Hadi Purnomo mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun terus berjuang untuk kembali mengembalikan kejayaan planetarium.
Imam menambahkan, saat ini permasalahan dengan Carl Zeis sudah di selesaikan dan akan segera melakukan pengecekan kembali terhadap seluruh peralatan yang digunakan.
Namun, mampukah Planetarium bertahan dan mengembalikan kejayaannya di tengah derasnya wahana teknologi lain yang lebih menghibur masyarakat?
Berikut video lengkapnya.
Videografer | Surya Dinata
Video Editor | Fakhtar Khairon Lubis
Editor Naskah | Wisnu Aji Prasetiyo