Keluarga Atut Bertumbangan di Pilkada Banten, Ini Penyebabnya Menurut Pakar

Keluarga Atut dinilai terlalu percaya diri untuk memenangkan kontestasi di Banten.

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Cagub-cawagub nomor urut 1 Airin Rachmi Diany (kiri) dan Ade Sumardi (kanan). Airin yang bagian dari keluar Atut tertinggal di Pilkada Banten.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taji keluarga mantan gubernur Banten Atut Choisiyah lumpuh pada Pilkada 2024. Satu per satu jagoan dari keluarga besar alm Haji Tubagus Chasan bertumbangan.

Baca Juga


Berdasarkan hitungan cepat, di tingkat Provinsi, mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany tertinggal dengan jagoan dari KIM Plus Andra Soni.

Pun anak Atut, Andika Hazrumy yang juga mantan wakil gubernur Banten tumbang dalam perebutan kursi Bupati Serang. Ia masih tertinggal dari istri Menteri Desa Tertinggil Yandri Susanto, Ratu Rachmatu Zakiyah yang berpasangan dengan Najib.

Di Kota Serang, Ratu Ria Maryana yang merupakan adik tiri Atut juga kalah. Ratu Ria yang berpasangan dengan Subadri tertinggal jauh dengan paslon Budi Rustandi-Nur Agis Aulia.

Hanya di Tangerang Selatan, keponakan Atut, Pilar Saga, unggul dengan pesaing mereka Ruhamaben-Shinta Wahyuni Chairudin. Itu pun Pilar Saga hanya menduduki posisi sebagai wakil dan mendapat dukungan dari mayoritas partai, minus Partai Keadilan Sejahtera. 

Pakar Komunikasi Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Idi Dimyati - (Tangkapan Layar)

Lantas apa yang membuat keluarga Atut bertumbangan di Pilkada Banten?

Menurut pakar Komunikasi Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Idi Dimyati, sama dengan Pilkada sebelumnya, tidak yang terlalu berubah dari strategi keluarga Atut di lapangan. Hanya saja ada beberapa faktor pembeda sehingga membuat mereka kalah.

Pertama, kata ia, lantaran sudah cukup lama berkuasa di Banten selama dua dekade, hal itu membuat mereka percaya diri. Apalagi survei-survei menunjukkan bagaimana keluarga Atut punya peluang besar untuk memenangkan kompetisi.

"Sikap terlalu percaya diri ini yang membuat mereka tidak cukup mawas terhadap gerakan kompetitor," ujarnya kepada Republika, Sabtu (30/11/2024).

Mereka terlalu lengah, dan tidak mampu membaca strategi yang digulirkan oleh pihak lawan. 

 

Di sisi lain dukungan dari Pusat yang selama ini selalu dimiliki oleh keluarga Atut tidak terjadi pada Pilkada kali ini. Sebaliknya, kekuatan pusat yang diwakili oleh KIM Plus bertarung dengan keluarga Atut seperti di Serang dan Kabupaten Serang.

"Di kabupaten Serang misalnya Andika harus melawan Zakiyah yang juga Istri dari Mendes (Yandri Susanto), terus kemudian di Banten juga sama, Airin melawan KIM plus minus Golkar," ujarnya.

Golkar pun, kata ia, tak dapat mendukung secara full karena sebelumnya sudah ada drama. Sementara lawannya partai penguasa didukung kuat oleh KIM Plus.

Sebetulnya, kata Idi, dari informasi yang didapat Andra Soni sempat mengajak Airin untuk maju bersama. Namun keluarga Airin seperti terlalu percaya diri bisa memenangkan kontestasi tanpa dukungan KIM Plus.

Faktor lain yang tak kalah penting menurut Idi adalah kebosanan dari warga Banten terhadap dinasti Atut. Mereka ingin sesuatu yang baru di Banten. Karena selama ini pembangunan Banten dipimpin oleh keluarga Atut biasa-biasa saja. "Tidak ada perubahan yang signifikan, dibandingkan daerah Jawa lain." ujarnya.

Beragam faktor kombinasi inilah yang membuat keluarga Atut gagal total dalam Pilkada 2024. "Dan sekali lagi kalau selama ini mereka berkuasa karena dukungan nasional, maka Pilkada kemarin mereka justra melawan Pusat."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler