Kisah Masuk Islamnya Abu Dzar Al Ghifari (2)

Abu Dzar Al Ghifari masuk Islam dalam periode Makkah.

Dok Republika.co.id
Kisah Masuk Islamnya Abu Dzar Al Ghifari. Foto: Sahabat Nabi (Ilustrasi)
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --

Abu Dzar ra menjawab, "Ya Rasulullah, demi Dzat yang nyawaku berada di tangan-tanganNya, aku akan mengucapkan kalimah Tauhid ini dengan lantang di tengah kerumunan orang-orang yang tidak beriman itu!" Lalu, ia langsung menuju Masjidil Haram dan dengan suara lantang itu ia berseru:

أشهدُ أنْ لا إلهَ إلاَّ الله وأشهدُ أنَّ محمّدًا رسولُ الله

Baca Juga



"Aku bersaksi tiada yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah!"

Selanjutnya, orang-orang menyerangnya dari segala arah. Tubuhnya terluka berat. Bahkan ia hampir saja menemui ajalnya. Paman Baginda Nabi SAW, Abbas, yang ketika itu belum memeluk Islam melindungi  Abu Dzar ra dan berkata kepada mereka, "Kedzaliman apa yang sedang kalian lakukan? orang ini seorang dari kabilah Gifar. Kabilah ini menetap di jalan menuju ke Syam. Jika ia mati, maka jalan lalu lintas ke Syam akan tertutup." Ucapanya itu menyadarkan orang-orang yang memukulinya.

Memang benar, semua kebutuhan mereka datang dari Syam. Jika jalur itu tertutup, berarti bencana bagi mereka. Akhirnya mereka melepaskannya.

Hari kedua, dengan suara lantang Abu Dzar  mengulangi perbuatan menyerukan kaimah Tauhid di hadapan orang banyak. Orang-orang tidak tahan mendengar kalimah tersebut. Mereka langsung menyerangnya lagi. Hari itu  Abbas jugalah yang mengingatkan kaumnya bahwa jika ia mati, maka jalur perdagangan mereka akan tertutup.

Maulana Zakariyya menjelaskan, meskipun Baginda Rasulullah SAW telah menyuruh Abu Dzar  meenyembunyikan keislamannya, tetapi Abu Dzar tetap menampakkan keislamannya secara terang-terangan karena semangat dan gelora hatinya. Tindakannya itu untuk membela yang haq.

Adapun larangan Baginda Nabi SAW adalah karena rasa sayang beliau kepadanya. Beliau khawatir Abu Dzar ra tidak mampu menanggung risikonya. Tidak mungkin para sahabat Radhiyallahu 'anhum menentang perintah Baginda Nabi SAW.

Dalam menyebarkan agama, Baginda Nabi SAW sendiri telah banyak menanggung penderitaan. Oleh sebab itu, Abu Dzar memilih untuk mengikuti penderitaan Baginda Nabi SAW. Bukan menerima kemudahan yang diberikan beliau.

Inilah penyebab urusan agama para sahabat Radhiyallahu 'anhum meningkat, dunia pun takluk di bawah telapak kaki mereka dan mereka menang di setiap medan perjuangan. Siapapun yang telah mengucapkan syahadat sekali saja, ia berada di bawah naungan bendera perjuangan Islam.
Tiada kekuatan sebesar apa pun yang dapat menghentikan mereka, dan tidak ada kedzaliman yang mampu menghalangi mereka dari menyebarkan agama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler