Dongkrak Daya Saing, Pupuk Indonesia Raih Penghargaan

Pupuk Indonesia terus meningkatkan sinergi antar anak perusahaan

Darmawan / Republika
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi (kiri) menyerahkan cinderamata dari Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Imam Apriyanto Putro saat berkunjung ke kantor Republika di Jakarta, Jumat (14/2).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) meraih predikat Emerging Industry Leader (excellence level) dengan perolehan skor 611,25 dalam asesmen Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tahun 2019. Asesmen kinerja berbasis KPKU ini dinilai langsung Kementerian BUMN dan Forum Ekselen BUMN (FEB) guna mengukur implementasi kerangka bisnis ekselen, termasuk peningkatan daya saing perusahaan pada 7-12 Juli 2019. Pencapaian tersebut diumumkan dalam acara BUMN Performance Excellence Award (BPEA) yang digelar pada 4 Maret 2020 di Jakarta. 


Penyelenggaraan ajang penghargaan tersebut bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada BUMN yang telah mengimplementasikan kerangka kerja bisnis ekselen KPKU. Penghargaan KPKU diterima Direktur SDM dan Tata Kelola PT Pupuk Indonesia (Persero) Winardi.

Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana menyampaikan capaian tahun ini meningkat dari capaian 2016 yang berada di level //Good Performance// dengan skor 524,75 dan pada 2017 dengan level Emerging Industry Leader dengan skor 582,25.  "Tahun ini, Pupuk Indonesia termasuk dalam daftar 22 BUMN yang meraih level Emerging Industry Leader dari 100 BUMN yang dinilai.  Banyak hal yang telah kami lakukan dalam meningkatkan daya saing perusahaan, salah satunya dengan program efisiensi dan transformasi bisnis," kata Wijaya, Rabu (4/3).

Wijaya menambahkan, sebagai salah satu pemain terbesar industri pupuk di pasar Asia Pasifik, Pupuk Indonesia terus meningkatkan sinergi antar anak perusahaan di bidang pupuk guna meningkatkan efisiensi. Dengan begitu, produk yang dihasilkan bisa meiliki daya saing tinggi.  "Salah satu upaya efisiensi yang sudah berhasil diwujudkan yakni dalam hal efisiensi pemakaian bahan baku, dan ditopang juga dengan program revitalisasi pabrik yang kami lakukan," ucap Wijaya. 

Selain itu, lanjut Wijaya, dalam rangka mensukseskan program transformasi bisnis, perseroan juga tengah menyelesaikan Proyek NPK 2,4 juta ton, yaitu pembangunan pabrik-pabrik NPK baru sebagai wujud upaya Perusahaan untuk lebih fokus pada produk non urea. Pupuk Indonesia juga memiliki fokus yang serius dalam memperkuat budaya mutu dan daya saing melalui pengembangan inovasi dan produktivitas di setiap anak usahanya. "Alhasil hal tersebut dapat memacu pertumbuhan perusahaan kian positif setiap tahunnya," kata Wijaya. 

Tak hanya itu, ucap Wijaya, Pupuk Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk terus meningkatkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap kegiatan perusahaan. Wijaya memaparkan perseroan telah menerapkan sejumlah sistem manajemen yang terintegrasi, baik dalam hal pengelolaan mutu perusahaan, risiko, kepatuhan, antifraud, hingga yang terbaru sistem manajemen anti penyuapan (SMAP) SNI ISO 37001:2016 pada 2019 lalu. 

"Dalam hal pelayanan, perusahaan telah mengembangkan inisiatif meningkatkan pelayanannya kepada publik melalui penerapan aplikasi terintegrasi sejak dari produsen, distributor, hingga kios, serta mendukung penerapan kartu tani," kata Wijaya. 

Yang terbaru, kata Wijaya, lembaga pemeringkat Fitch Ratings Indonesia (Fitch) mengafirmasi peringkat Nasional Jangka Panjang perusahaan pupuk PT Pupuk Indonesia (Persero) pada level AAA(idn) dengan Outlook Stabil. Fitch juga telah mengafirmasi peringkat nasional senior tanpa jaminan PT Pupuk Indonesia dan peringkat semua obligasi rupiah PT Pupuk Indonesia di level AAA(idn).

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler