Musim Dingin Rusia Tunjukan Tanda-Tanda Perubahan Iklim
Beberapa pekan ke depan, Moskow akan mengalami cuaca dingin yang tidak seperti biasa.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Musim dingin di Rusia dinilai tidak lagi sama seperti sebelum-sebelumnya. Para ilmuwan flora dan meteorolog mengatakan muncul beberapa tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan iklim.
Apa saja tanda perubahan iklim yang dimaksud? Pada tahun ini, bunga snowdrop atau Galanthus mekar lebih awal, suhu Januari yang moderat dingin, dan tidak terlalu banyaknya es di sungai dan danau. Kepala taman botani Moscow State University, Vladimir Chub mengatakan tiga dari 12 spesies Galanthus sudah mulai mekar. Biasanya bunga snowdrop mekar pada awal April.
"Kami frustrasi dengan rendahnya lapisan salju karena salju tidak hanya berfungsi sebagai insulasi bagi tanaman jika terjadi embun beku, tetapi juga sebagai sumber kelembapan pada musim semi," kata dia pada Jumat (25/1/2025).
Kantor berita RIA melaporkan pakar cuaca Yevgeny Tishkovets mengatakan beberapa pekan ke depan, Moskow akan mengalami cuaca dingin yang tidak seperti biasanya, 5 derajat Celsius. Pada tahun ini suhu Moskow akan mencapai 11 derajat Celsius.
Cuaca bahkan mengganggu tradisi keagamaan. Pada pertengahan Januari, pihak berwenang beberapa wilayah Rusia membatasi atau membatalkan mandi musim dingin pada Epifani, tanggal penting bagi umat Kristen Ortodoks Rusia. Beberapa orang yang percaya suka menandai festival ini dengan menceburkan diri ke sungai dan danau melalui lubang yang dibuat di es. Tetapi para pejabat di daerah yang bersangkutan mengatakan tahun ini hal itu tidak akan aman untuk dilakukan karena esnya terlalu tipis untuk dilalui.
Musim dingin yang membeku dirayakan dalam budaya dan cerita rakyat Rusia dan memainkan peran penting dalam sejarahnya. Salah satu yang paling terkenal adalah pada tahun 1812, ketika pasukan Napoleon dilanda cuaca dingin yang ekstrem saat mundur dari Moskow dan kehilangan puluhan ribu prajuritnya.
Kepala ahli meteorologi dari situs web Rusia Gismeteo, Leonid Starkov, mengatakan deviasi terbesar sejauh ini dari suhu normal adalah lebih dari 10 derajat Celsius di Siberia tengah. “Iklim menjadi lebih ekstrem, cuaca yang sangat hangat dan sangat dingin semakin sering terjadi, sementara cuaca normal semakin jarang terjadi," kata dia.
Warga Moskow yang diwawancarai di jalanan memiliki pendapat yang berbeda. Seorang warga, Natalya, mengatakan ia senang dengan suhu yang lebih hangat, tapi Ignat Tarasov, 38, dan Alexei Yurov, 57, mengatakan mereka melewatkan kesempatan untuk bermain ski.
“Sebagai orang yang lahir dan besar di Uni Soviet, saya ingat ketika Moskow memiliki salju setinggi lutut dan kami dengan senang hati bermain ski di bulan Januari, tapi sekarang tidak ada salju,” kata Yurov.