Sekda Minta Dinsos Jabar Miliki Smart Card

Dinsos Jabar akan terus meningkatkan kinerja demi kesejahteraan sosial di Jabar.

istimewa
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja memimpin apel pagi sekaligus melakukan peninjauan di Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jabar, Kota Cimahi, Senin (9/3). Setiawan memberikan masukan terkait sistem data di Rumah Data Penanganan Fakir Miskin ke Dinsos Jabar yang diharapkan membuat fasilitas smart card.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja memimpin apel pagi sekaligus melakukan peninjauan di Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jabar, Kota Cimahi, Senin (9/3). Setiawan memberikan masukan terkait sistem data di Rumah Data Penanganan Fakir Miskin ke Dinsos Jabar yang diharapkan membuat fasilitas smart card.


Usai apel, Setiawan melihat aksi Taruna Siaga Bencana (Tagana) binaan Dinsos Jabar yang mendirikan shelter pengungsi dalam waktu enam menit. Tagana sendiri, sudah terjun langsung dalam penanggulangan erupsi Gunung Agung dan Gunung Sinabung hingga gempa Lombok.

 "Jadi ketika ada pelayanan, tidak lagi (tanya) manual nama siapa, alamat siapa. Jadi smart card di-tap saja, semua data muncul, itu mempermudah dan mempersingkat. Ini termasuk untuk anak sekolah. Saya yakin bisa," ujar Setiawan.

Menurutnya, Tagana sendiri resource yang luar biasa. Ketika tadi memperlihatkan aksinya, terlihat keikhlasan Tagana di sana. "Seribuan bahkan bisa dua ribu, jumlahnya 1/5 Tagana Indonesia, ada di Jabar. Jadi tinggal sistemnya saja kita perbaiki," katanya.

Selain itu pihaknya ingin mendorong pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan pendekatan modern dengan konsep corporate university.  "Bukan buat universitas, tapi pendekatannya harus terintegrasi. Saya asumsikan, semua familiar dengan gadget," katanya.

Jadi, sistemnya diklat modern. Sekitar 70 persen harus di lapangan, dilatih di tempatnya, sekitar 20 persen e-learning, dan 10 persen di kelas. "Jadi efisien, setahun biasanya empat angkatan nanti bisa jadi 10 angkatan," katanya.

Setiawan juga memberikan masukan terkait peningkatan sistem informasi agar Dinsos Jabar bisa memberikan akses yang tepat untuk penerima bantuan sosial yang seharusnya. "Kalau tidak, penerima bantuan bisa tidak tepat sasaran," katanya.

Terakhir, Setiawan berbicara mengenai pentingnya peran Dinsos Jabar dalam membantu laju pertumbuhan ekonomi provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Tanah Air ini.

Karena, pertumbuhan ekonomi Jabar di triwulan keempat turun, jadi mau berangkat naik tapi belum bisa di triwulan awal 2020. "Seandainya terlambat, laju pertumbuhan ekonomi rendah. Salah satu solusinya bantuan sosial harus segera meluncur agar laju pertumbuhan ekonomi relatif stabil di Jabar," kata Setiawan.

Dalam kunjungan tersebut, Setiawan meninjau perlengkapan penyelamatan, salah satunya vertical rescue, serta pelayanan dapur umum yang pada agenda kali ini menyiapkan paket makan terdiri dari nasi, mie goreng, telur dadar, dan sarden.

Setiawan  juga memeriksa gudang logistik berisi persediaan paket sandang (antara lain kaos, daster, seragam sekolah, sarung, batik), family kit (sabun, sikat gigi, pasta gigi, pakaian dalam, sisir, gunting kuku, senter, cairan cuci tangan), kids ware (tas bayi, bedak bayi, pakaian bayi, popok, botol susu, selimut); tenda gulung; paket makanan siap saji, paket lauk pauk (kecap, sambal), mie instan; kasur; tenda; makanan anak (biskuit); hingga perlengkapan kebersihan (sandal jepit, dan lain-lain).

Masih dalam rangkaian kunjungan di Dinsos Jabar, Setiawan juga memantau Posko Layanan Dukungan Psikososial, Rumah Data Penanganan Fakir Miskin, Pusat Pengendalian Operasional Pelayanan Sosial, serta Pelayanan Sosial Persinggahan yang terdiri dari tujuh ruang bagi OTDP dan PMKS.

Kemudian, Setiawan meninjau UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Mental Sensorik Netra Rungu Wicara Tubuh (Mensenetruwitu) dan memberikan arahan kepada pejabat Dinsos Provinsi Jabar sebagai penutup rangkaian agenda peninjauan.

"Terkait panti, saya lihat satu kamar terkait housekeeping. Nantinya, ingin dibuat seperti (kamar hotel) Bintang 4. Jadi nanti ketika bekerja (di lapangan) sudah tidak kaget. Tipe (tempat) dia bekerja nantinya sudah di-set di panti," kata Setiawan.

Setiawan menilai, Dinsos itu masalahnya adalah resource, biasanya lahan dan tenaga kerja. Tapi, Provinsi Jabar memiliki keduanya. "Jadi seharusnya kalau mau, kita bisa jadi role model di Indonesia. Dan itu memungkinkan. Saya juga ingin, yang ada di sini (panti) saat keluar bersertifikat dan bisa mandiri," katanya.

Kepala Dinsos Jabar Dodo Suhendar berharap kehadiran Sekda Jabar bisa memberikan motivasi bagi ASN di OPD yang dipimpinnya sebagai leading sector pembangunan kesejahteraan sosial. 

Ke depan,  Dinsos Jabar akan terus meningkatkan kinerja demi kesejahteraan sosial di Jabar. Pihaknya pun, memiliki 10 program strategis menuju Jabar Raharja. Di antaranya Pusat Informasi Terpadu Menuju Sejahtera (Pintu Juara), revitalisasi panti, UPSK Juara, hingga Kampung Lembur Siaga Bencana Juara.

Dinsos Jabar memiliki program unggulan merujuk Kementerian Sosial Republik Indonesia yakni Program Keluarga Harapan (PKH), Bansos Sembako, hingga Kube (Kelompok Usaha Bersama). "Di panti sosial, kami juga ada kerja sama dengan organisasi pekerja garmen, penghuni panti dilatih lalu disalurkan ke industri garmen. Ada juga kerja sama dengan asosiasi pencukur rambut Garut," katanya. N Arie Lukihardianti

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler