Kemendikbud Dukung Pembelajaran di Kampus via Daring 

Dengan memanfaatkan teknologi, Kemendikbud berharap pembelajaran tetap berjalan.

Republika TV/Havid Al Vizki
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt Dirjen Dikti) Kemendikbud Nizam (Republika TV/Havid Al Vizki)
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendukung pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) yang dilakukan oleh sejumlah perguruan tinggi. Upaya itu dilakukan untuk mencegah penularan virus corona Covid-19.

Baca Juga


Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan perguruan tinggi memang harus mengutamakan keselamatan dan kesehatan mahasiswa dan warga kampus. "Memang yang harus dihindari adalah kumpul dalam jumlah banyak dan dalam waktu lama," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (15/3).

Dengan memanfaatkan teknologi, Kemendikbud berharap pembelajaran tetap dapat berjalan. Terkait ujian yang harus ditempuh mahasiswa, ia menyebutkan penilaian itu bisa diganti dengan take home exam. 

Dia melanjutkan, konsultasi bisa berjalan biasa atau dengan video conference. "Kemudian wisuda bisa ditunda. Tetapi ijazah tetap bisa diberikan, sehingga tidak mengganggu bagi yang mau lanjut kerja," ujarnya.

Sebelumnya, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, melakukan beberapa kebijakan untuk mencegah penularan virus novel corona (Covid-19). Kebijakan itu di antaranya menghindari kerumunan, memakai masker wajah, dan hand sanitizer hingga perkuliahan dalam jaringan (daring) mulai Senin (16/3) besok.

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Panut Mulyono mengatakan, pihak universitas membuat surat edaran bernomor 1604/UNI.P/HKL/TR/2020 mengenai Kesiapsiagaan dan Pencegahan Penyebaran Covid-19 di lingkungan UGM. "Untuk kesiagaan umum meminta sivitas UGM mengurangi aktivitas di luar rumah dan menghindari kerumuman. Kemudian melakukan promosi kesehatan intensif untuk pencegahan penularan infeksi di lingkungan UGM melalui kampanye etiket batuk, hand hygiene, hingga pengadaan masker dan hand sanitizer," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (15/3).

Selain itu, dia menambahkan, UGM membatalkan menunda kegiatan yang melibatkan lebih dari 50 orang, termasuk kegiatan seminar, workshop, pengabdian masyarakat, dan kegiatan lainnya. Selain itu, ia meminta pimpinan fakultas melakukan pengaturan ulang hari masuk kerja bagi dosen dan tenaga kependidikan untuk mengurangi interaksi antarindividu tanpa mengurangi hak. 

Ia menyebutkan UGM menutup mobilitas masuk dan atau keluar dari China, Italia, Korea Selatan, dan Iran hingga Mei 2020 dan akan dievaluasi berdasarkan instruksi. Karena itu, UGM menginstruksikan agar sivitas akademika menunda perjalanan dinas ke luar negeri dan tamu-tamu asing masuk UGM.

"Kemudian kegiatan belajar mengajar di UGM diganti dengan daring atau metode lain untuk menjamin proses dan mutu pembelajaran mulai Senin (16/3)," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler