WHO Berupaya Tangkal Berita Hoax tentang Virus Corona

Setiap negara harus mengambil kebijakan dengan masing-masing kondisi.

Chinatopix via AP
Perawat berpose dengan pasien yang dinyatakan sembuh dari virus corona di Tazihu Gymnasium, Wuhan, China, Jumat (21/2). Berdasarkan data resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 599 kasus baru sepanjang Sabtu (22/2) yang dilaporkan melambat dibandingkan hari-hari sebelumnya.(Chinatopix via AP)
Rep: Rizky Jaramaya Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau kepada seluruh negara untuk meningkatkan tindakan pencegahan terhadap penyebaran wabah virus Corona jenis baru atau Covid-19. Juru bicara senior WHO, Fadela Chaib mengatakan, kapasitas untuk diagnosis dan perawatan harus ditingkatkan, termasuk peralatan di rumah sakit.


Chaib menyarankan kepada seluruh warga di dunia untuk mengikuti arahan dari pejabat kesehatan internasional dan menerima informasi dari sumber yang dapat dipercaya. Untuk mencegah menyebarnya berita hoax tentang virus korona, WHO akan bekerja sama dengan platform media sosial seperti Twitter, Facebook, Pinteres, Tencent, dan Tiktok.

Di negara-negara yang dilanda pandemi Corona, para warganet secara otomatis akan diarahkan ke situs resmi WHO untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan wabah Corona.

Sementara itu, juru bicara WHO lainnya, Tarik Jasarevic mengatakan, setiap negara harus mengambil langkah yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Dia menegaskan, semua orang harus bekerja sama dan berpartisipasi dalam pencegahan wabah virus Corona. Dia juga mengimbau para lansia agar menghindari keramaian publik.

"Yang paling penting adalah semua orang bekerja bersama dan memenuhi tanggung jawab mereka. Kami mengundang warga untuk mengikuti arahan dari pejabat kesehatan dan membantu orang lain sebanyak mungkin," ujar Jasarevic, dilansir Anadolu Agency, Selasa (17/3).

Virus Corona pertama kali muncul di Wuhan, Cina pada Desember 2019 dan menyebar ke 14 negara. WHO menyatakan, wabah virus Corona sebagai pandemi global. Menurut Worldometer, dari 173 ribu kasus yang dikonfirmasi secara global, kasus kematian telah mencapai lebih dari 6.600 orang. Sebanyak 93 persen pasien berada dalam kondisi ringan dan 7 persen dalam kondisi kritis.

Wabah virus Corona telah membuat sejumlah negara menutup perbatasan dan membatasi penerbangan. Bahkan beberapa negara yang terdampak cukup parah menetapkan untuk lockdown atau mengisolasi seluruh warganya selama dua pekan. Mereka menutup sekolah, restoran, bar, bioskop dan tempat publik lainnya kecuali supermarke dan apotek.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler