BOSF Tutup Sementara Fasilitas Rehabilitas Orangutan

Saat ini BOSF menampung 121 orangutan berbagai usia.

Antara/Hasan
Seekor Orangutan. ilustrasi (Antara/Hasan)
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Yayasan Penyelamatan Orangutan Kalimantan (Borneo Orangutan Survival Foundation/BOSF) menutup sementara sejumlah fasilitas rehabilitasi orangutan di Kalimantan. Penutupan ini guna mencegah penularan virus corona tipe baru penyebab Covid-19.

“Dalam hal ini untuk mencegah penularan bukan hanya antarmanusia, tapi juga dari manusia ke orangutan,” kata Chief Executive Officer (CEO) BOSF Dr Jamartin Sihitedi Samboja, Balikpapan, Selasa (17/3).

Meski diketahui virus SARS CoV-2 berasal dari hewan dan ditularkan kepada manusia dengan dampak mematikan, belum diketahui bagaimana dampaknya pada satwa liar bernama ilmiah Pongo pygmaeus.

Karena itu BOSF tidak menerima pengunjung di Samboja Lestari yang menjadi situs rehabilitasi yang saat ini menampung 121 orangutan berbagai usia, berjarak 50 kilometer (km) utara Balikpapan. Maupun di Hutan Kehje Sewen adalah tempat pelepasliaran orangutan dalam sembilan tahun terakhir, berada 600 km utara barat laut Kota Minyak di Kabupaten Kutai Timur, KalimantanTimur.

Begitu pula diNyaru Menteng yang berlokasi dekat Kota Palangkaraya dan Hutan Lindung Bukit Batikap yang merupakan hutan pelepasliaran di Taman Nasional Bukit Baka, Kabupaten Barito Utara, berjarak 12 jam perjalanan darat dari Palangkaraya, KalimantanTengah.

“Semua kami tutup dulu, termasuk Pusat Informasi di Nyaru Menteng, juga Samboja Lodge di Samboja. Bahkan kantor pusat kami di Bogor juga tutup. Karyawan di kantor Bogor bekerja dari rumah saja,” kata Sihite.

Banyak perjalanan karyawan, seperti yang biasa dilakukan Sihite dari Bogor ke Samboja atau ke Palangkaraya ditunda atau dibatalkan.

Untuk karyawan yang pekerjaannya bertemu dan berinteraksi dengan orangutan, harus menjalani cek suhu tubuh dua kali sehari, mencuci tangan sesering mungkin, selalu menggunakan masker muka, dan mengenakan sarung tangan.

“Semua barang sekali pakai akan dibakar setelah hari kerja usai,” kata Sihite lagi.

Sejak dua pekan terakhir, seluruh karyawan juga mendapatkan asupan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Ia juga menjelaskan, penutupan ini berlangsung setidaknya selama sebulan, dan setelah itu akan dievaluasi lagi.

Lebih jauh, setiap pusat rehabilitasi juga menyiapkan tim tanggap darurat untuk orangutan sekiranya apa yang ditakutkan terjadi, yaitu terpapar SARS CoV-2. “Namun sejauh ini kami bersyukur semua aman dan sehat,” katanya.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler