Iran Tambah 1000 Kasus Corona Selama 24 Jam

Warga Iran diminta berdiam diri di rumah selama dua pekan.

AP Photo/Vahid Salemi
Seorang apoteker bekerja di sebuah apotek di Tehran, Iran (ilustrasi).Jumlah kematian Iran akibat virus corona naik menjadi 1.135 orang. (AP Photo/Vahid Salemi)
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Jumlah kematian Iran akibat virus corona naik menjadi 1.135 dengan 147 kematian baru dalam 24 jam terakhir. Pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan, jumlah total orang yang terinfeksi di seluruh negeri telah mencapai 17.361 pada Rabu (18/3).

"Sayangnya ada 1.192 kasus orang yang terinfeksi dalam 24 jam terakhir silakan ikuti pedoman dan tinggal di rumah," kata Wakil Menteri Kesehatan Iran Alireza Raisi kepada siaran TV pemerintah Iran.

Dikutip dari BBC, dengan kenaikan tinggi kasus yang terjadi, Raisi menyatakan, nyatanya banyak warga yang tidak menganggap kondisi serius sedang terjadi. "Sekarang semua orang tahu tentang penyakit ini, dan yang sangat aneh adalah beberapa tidak menganggapnya serius," katanya.

Raisi mengeluh bahwa pasar-pasar Teheran masih terlihat sibuk dan warga tetap bepergian dengan mobil. Padahal telah da peraturan agama dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei melarang perjalanan yang tidak perlu.

"Jika orang membantu, kita bisa mengendalikannya, dan jika tidak, maka itu akan bertahan lebih dari dua bulan," kata Raisi.

Warga diimbau untuk bersabar mengurung diri sebisa mungkin selama dua pekan. Raisi menyatakan, dengan cara itu kasus penyebaran virus corona di Iran akan bisa diatasi.

Kepala Timur Tengah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Ahmed Al Mandhari, telah meminta negara-negara untuk berbagi informasi lebih lanjut. Timnya telah mengamati pendekatan yang tidak merata di seluruh wilayah dan perlu lebih banyak yang harus dilakukan.

"Negara-negara yang telah membuat kemajuan paling pesat adalah mereka yang telah melibatkan semua kementerian dan sektor secara efektif. Mereka adalah orang-orang yang memberikan informasi yang akurat, transparan, dan tepat waktu untuk orang-orang mereka tentang status pandemi saat ini, tindakan yang diambil, dan tindakan yang dapat diambil secara individu," kata Al Mandhari dalam pertemuan di Kairo.

Al Mandhari memperingatkan virus corona hanya dapat dikendalikan jika para ahli memiliki informasi yang memungkinkan untuk memahami dinamikanya di wilayah tersebut. "Sayangnya, bahkan hari ini, ketika situasinya menjadi kritis, informasi tentang kasus-kasus tidak cukup dikomunikasikan oleh negara-negara kepada WHO," katanya.

Total 18.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan lebih dari 1.100 kematian terkait telah dilaporkan di Wilayah Mediterania Timur, khususnya kasus kematian mayoritas terjadi di Iran. WHO menyatakan, jumlah tersebut terjadi di 21 negara anggota.

Baca Juga


sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler