Cheveron Masih Bahas dengan SKK Migas Soal Blok Rokan

Chevron tetap berkomitmen untuk bisa menjaga produksi Blok Rokan.

Antara/FB Anggoro
Fasilitas minyak PT Chevron Pacific Indonesia di daerah Minas yang masuk dalam Blok Rokan di Riau.
Rep: Intan Pratiwi Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- PT. Cheveron Pasific Indonesia (CPI) mengaku masih melakukan kordinasi dan pembahasan tentang tindak lanjut pembahasan operasional Blok Rokan dengan SKK Migas.


Manager Corporate Communications PT CPI, Sonitha Poernomo menjelaskan, perusahaan masih melakukan diskusi dengan semua pihak terkait untuk pengoperasian Blok Rokan. Dikatakannya, Chevron tetap berkomitmen untuk bisa menjaga produksi Blok Rokan.

“PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) terus melakukan diskusi dengan pihak terkait untuk memastikan transisi blok Rokan yang selamat, andal dan lancar di Agustus 2021," ujar Sonitha saat dihubungi Republika, Ahad (22/3).

Dia menjelaskan, saat ini, perusahaan sudah mendapatkan arahan dan inisiatif dari pemerintah terkait kelanjutan Blok Rokan. Meski memang Sonitha tidak bisa menjelaskan secara rinci langkah tersebut.

"Kami berterima kasih atas arahan dan inisiatif Pemerintah Indonesia yang memberikan solusi untuk berinvestasi guna mengoptimalkan produksi minyak nasional," ujar Sonitha.

Dia menjelaskan, pembahasan selanjutnya perusahaan dengan pemerintah, dalam hal ini SKK Migas adalah menerjemahkan inisiatif dari pemerintah tersebut. "Saat ini kami sedang  bekerja sama dengan SKK Migas guna menerjemahkan arahan Pemerintah ke dalam kerangka teknis pelaksanaan," ucap Sonitha.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan memastikan Chevron Indonesia Pasific (CIP) akan tetap melakukan investasi pengeboran di Blok Rokan.

Luhut menjelaskan, langkah investasi pengeboran di Blok Rokan akan dilakukan oleh Chevron. Mengingat hal ini perlu dilakukan untuk menjaga produksi Blok Rokan.

"Kemarin sudah rapat. Dengan chevron dan SKK Migas dan ESDM. Kami sepakat bahwa chevron akan meneruskan proyek ini sampai mereka selesai di Agustus tahun depan. Jadi, turunnya produksi bisa ditahan jangan sampai tajam sekali. Itu keputusan yang baik," ujar Luhut, Rabu (18/3) malam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler