Pekerja Berkurang, Bagaimana Nasib Proyek Kilang Tangguh?
Proyek Kilang Tangguh Train-3 ditargetkan beroperasi pada kuartal ketiga 2021
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SKK Migas berupaya agar progress pembangunan kilang tangguh train 3 tetap sesuai jadwal. Meski memang wabah corona menyebabkan adanya pengurangan personil yang membangun proyek ini.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno membantah bahwa Proyek Kilang Tangguh Train-3 ditunda lantaran meluasnya pandemi Covid-19. Namun diakuinya bahwa akan ada pengurangan pergantian atau mobilitas pekerja di proyek tersebut yang saat ini jumlahnya sekitar 13 ribu orang.
Hal ini lantaran proyek ini berada di daerah terpencil. “Jadi dipilih pekerjaan-pekerjaan esensial saja yang lanjut, sebab kalau terjadi outbreak (Covid-19) bisa di-handle sesuai dengan kapasitas yang ada,” jelas dia, Kamis (26/3).
Dia juga menambahkan, hingga saat ini, belum ada dampak dari meluasnya Covid-19 terhadap jadwal pengerjaan Proyek Kilang Tangguh Train-3. Pihaknya masih menargetkan proyek ini akan selesai sesuai rencana.
“Masih ditargetkan beroperasi pada kuartal ketiga 2021,” tutur Julius.
Proyek Train-3 menambahkan satu unit kilang atau train di Kilang Tangguh. Proyek ini juga akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya. Nilai investasi Kilang LNG Tangguh Train-3 mencapai 8 miliar dolar AS.
Sebanyak 75 persen produksi LNG dari Kilang Tangguh Train-3 dijual ke PT PLN (Persero). PLN nantinya akan menerima 688 kargo dari Kilang LNG Tangguh selama 2016-2033, yakni sebanyak 12 kargo pada 2016, 20 kargo per tahun selama 2017-2019, dan 44 kargo pada periode 202-2033. Pembeli LNG lainnya yakni Kansai Electric Power Company sebesar 1 juta ton per tahun.
Saat ini Kilang Tangguh terdiri dari dua unit kilang dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta ton per tahun. Jika Train-3 rampung, maka kapasitas Kilang Tangguh akan mencapai 11,4 juta ton per tahun.