Harimau Sumatra Terjerat Dievakuasi BBKSDA Riau

Harimau terjerat di lahan konsesi PT Riau Andalan Pulp and Paper.

Antara/Irwansyah Putra
Seekor harimau sumatra (ilustrasi). Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengevakuasi seekor harimau sumatera liar yang terjerat di dalam konsesi hutan tanaman industri PT Riau Andalan Pulp and Paper.
Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengevakuasi seekor harimau sumatera liar yang terjerat di dalam konsesi hutan tanaman industri PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Baca Juga


“Hasil pengamatan tim medis kami menunjukkan luka yang dialami harimau cukup dalam di kaki kanan depan akibat jerat,” kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono di Pekanbaru, Senin (30/3).

Ia mengatakan pihaknya mendapat laporan dari PT RAPP bahwa ada harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) terjerat pada Sabtu (28/3) sore. Tim Rescue dan medis BBKSDA Riau langsung bergerak ke lokasi, namun lokasi kejadian cukup jauh sehingga tim baru bisa membebaskan harimau dari jerat itu pada Ahad (29/3).

Menurut dia, tempat terjeratnya harimau di daerah Semenanjung Kampar, tepatnya di konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) RAPP Blok Meranti, Kabupaten Pelalawan.

Tim bergerak ke lokasi kejadian melewati jalan darat sekitar 60 kilometer hingga di pinggir kanal perusahaan, dan melanjutkan perjalanan melewati kanal sejauh dua kilometer. Dari tepi kanal, tim melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki sejauh 500 meter hingga menemukan harimau terjerat itu.

Hasil observasi terhadap harimau, lanjutnya, menunjukan bahwa satwa dilindungi tersebut berkelamin betina yang diperkirakan berusia di bawah lima tahun. Harimau tersebut memiliki panjang badan 170 centimeter, dan berat 85-90 kilogram.

“Harimau diperkirakan sudah tiga hari terjerat,” ujarnya.

Karena pertimbangan luka harimau cukup parah, maka BBKSDA Riau mengevakuasi harimau tersebut ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) di Sumatera Barat, yang dikelola oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo.

“Atas pertimbangan untuk pengobatan dan penyelamatan, maka harimau tersebut dievakuasi ke PRHSD,” katanya.

Tim berangkat dari Estate Meranti menuju PRHSD melalui jalan darat dengan estimasi perjalanan selama 18 jam. “Kami telah berkoordinasi dg pihak BKSDA Sumbar untuk proses serah terima harimau sumatera tersebut, dan direncanakan akan bertemu di perbatasan Riau - Sumbar,” katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler