Tim ITB-Unpad Kembangkan Ventilator Portabel

Tim pengembang sudah membuat purwarupa Vent-I.

BBC
Ventilator, salah satu alat penting yang dibutuhkan dalam menangani pasien Covid-19. (Ilustrasi)
Rep: Inas Widyanuratikah Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, Seluruh dunia berjuang menghadapi pandemi Covid-19, tidak terkecuali peneliti-peneliti di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad). ITB berkolabprasi dengan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB dan Fakultas Kedokteran Unpad mengembangkan ventilator portabel Indonesia (Vent-I). 


Vent-I adalah Ventilator portabel Indonesia yang dikembangkan dalam rangka membantu kebutuhan di rumah sakit di tengah wabah Covid-19. Perwakilan dari LPP Salman ITB, Jim mengatakan, pada Senin (30/3), tim pengembang Vent-I melakukan presentasi pada video conference via aplikasi Zoom bersama Wakil Menteri BUMN. Presentasi tersebut membahas alat ventilator yang sedang dikembangkan.

Jim mengatakan, tim pengembang sudah membuat purwarupa Vent-I. Tahapan selanjutnya adalah uji klinis oleh tim dari Kementerian Kesehatan. Pihaknya pun menargetkan setelah uji klinis, Vent-I bisa diproduksi secara massal.

"(diproduksi massal) setelah diuji klinis oleh Kemenkes, yang akan ditargetkan pada pekan ini," kata Jim pada Republika, Senin (30/3).

Vent-I adalah alat bantu pernapasan yang saat ini sangat diperlukan untuk perang melawan Covid-19. Alat ini akan membantu memberikan napas yang diperlukan para penderita Covid-19 khususnya bagi mereka yang paru-parunya mengalami infeksi.

Jim menjelaskan, Vent-I telah memenuhi fungsi CPAP (Continous positive Air Pressure). Ventilator ini mudah digunakan oleh tenaga medis, baik dokter umum ataupun perawat, sehingga tidak membutuhkan keahlian khusus. Ventilator portable ini diharapkan menjadi alat bantu yang sangat dibutuhkan pasien Covid-19 untuk mencegah kondisi pasien memburuk.

Di bawah pimpinan Ketua tim peneliti, Syarif Hidayat, peneliti dibantu aktivis Masjid Salman bekerja kerjas untuk menyelesaikan prototipe Vent-I. Mereka adalah mahasiswa baik dari ITB maupun politeknik dengan berbagai macam latar belakang. Mereka menjalankan penelitian ini dengan tujuan membantu menyelamatkan nyawa pasien Covid-19.

Syarief yang juga merupakan dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB menilai, di tengah kondisi pandemi, alat kesehatan kemungkinan tidak berfungsi baik. Selain itu, alat kesehatan juga bisa saja tidak tersedia karena kebutuhannya meingkat pesat di seluruh dunia. Oleh karena itu, dibutuhkan terobosan untuk menjawab kekurangan alat kesehatan.

Di dalam kondisi darurat seperti saat ini, komponen untuk membuat Vent-I bisa didapatkan dengan mudah. Syarief menjelaskan, membuat komponen tersebut dapat diperoleh  dengan mudah ditemukan pada barang-barang yang tersedia di pasar.

Beberapa peralatan yang digunakan untuk membuat Vent-I antara lain pompa udara (blower) dan masker debu industri. Masker debu tersebut kemudian dimodifikasi dengan memberi sensor tekanan dan pengontrol bukaan katup.

Kombinasi para ilmuwan, wirausahawan, dan mahasiswa yang berdedikasi akan mempercepat terwujudnya penelitian ini sekaligus memproduksi secara massal. Tentunya, harapan dibuatnya produk ini adalah bisa menjadi terobosan yang berguna bagi rumah sakit di negara-negara berkembang seperti di Indonesia.

Ia menargetkan, pada dua pekan pertama sejak hari ini dapat dibuat 100 unit menggunakan komponen yang tersedia di pasar. Penyempurnaan desain prototipe bekerja sama dengan industri. Selain itu juga akan dibuat dokumen teknis dan petunjuk penggunaan. Pada 14 April 2020, ditargetkan prototipe beta sudah bisa mulai dibuat.

Ia merencanakan, untuk wisma atlet atau RS besar lain, akan dibuat sistem yang menggunakan pompa sentral dan tangki penampung udara yang difilter dan oksigen tambahan. Filter tersebut kemudian dibuat agar bisa mendistribusikan oksigen untuk 20 saluran ventilator dengan sistem kontrol individual untuk masing-masing unit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler