Awak Kapal Induk AL AS Terinfeksi Covid-19

Kapal induk nuklir AS itu kini sedang merapat di pelabuhan Guam

AP
ilustrasi. Kapal Induk USS John C Stennis yang tengah berpatroli di Selat Hormuz, Selasa (3/1). USS Theodore Roosevelt adalah kapal induk nuklir AS kelas Nimitz sejenis dengan USS John C Stennis yang merupakan armada pemukul utama AL AS .
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekitar 100 awak kapal induk AS USS Theodore Roosevelt terinfeksi virus covid-19. Kapten kapal Induk AS tersebut, Kapten Brett Crozier dalam sepucuk surat kepada Pentagon menyatakan perlunya bantuan mendesak untuk menghentikan penyebaran covid-19 di kapalnya. 


Kapal induk yang membawa sekitar 4 ribu kru tersebut saat ini sedang merapat di pelabuhan Guam. "Kami tidak berperang. Para pelaut tidak perlu mati," tulis Kapten Crozier.  

Dilansir di BBC, Rabu (1/4) disebutkan, Kapten Crozier merekomendasikan untuk mengkarantina hampir seluruh kru. Dalam surat itu Kapten Crozier mengatakan dengan sejumlah besar pelaut yang tinggal di ruang terbatas pada kapal, mengisolasi individu yang sakit adalah mustahil.

Dalam suratnya tertanggal 30 Maret juga disebutkan penyebaran virus corona sekarang sedang berlangsung dan cepat. "Tindakan tegas diperlukan. Mengeluarkan sebagian besar personel dari kapal induk nuklir AS yang dikerahkan dan mengisolasi mereka selama dua minggu mungkin tampak seperti tindakan luar biasa. Ini risiko yang perlu dilakukan," jelasnya.

Tidak jelas berapa banyak anggota kru di Theodore Roosevelt yang memiliki virus corona. San Francisco Chronicle, yang pertama kali melaporkan surat itu, mengatakan setidaknya 100 pelaut terinfeksi.

Juru bicara Angkatan Laut AS mengatakan AL bergerak cepat untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan awak USS Theodore Roosevelt.

Pada hari Selasa (31/3), jumlah kematian akibat virus corona di AS melewati angka yang dilaporkan di China, tempat wabah dimulai.  Setidaknya 3.400 telah meninggal dunia.

Jumlah kasus yang tercatat mencapai lebih dari 175 ribu, lebih banyak dari negara lain, menurut penghitungan dari Universitas Johns Hopkins.

Negara bagian New York telah mengalami jumlah terbesar infeksi dan gubernurnya, Andrew Cuomo, memperingatkan bahwa puncaknya masih akan datang. "Kita masih naik gunung. Pertempuran utamanya ada di puncak gunung," katanya.

Rumah sakit lapangan sedang dibangun di Central Park dan landmark New York lainnya untuk membantu meringankan tekanan pada sistem kesehatan kota. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler