72 Ribu Pekerja Migran dari Malaysia di Batam Harus Pulang
Pemkot Batam menegaskan pekerja migram harus kembali ke daerahnya masing-masing.
REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota (Pemkot) Batam, Kepulauan Riau menegaskan seluruh pekerja migran Indonesia (PMI) yang kembali dari Malaysia melalui daerah setempat harus langsung kembali ke daerahnya masing-masing. "Kebijakan Pak Wali, tegas bahwa seluruh PMI yang berasal dari Malaysia, harus pulang ke kampung masing-masing," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam Jefriden di Batam, Selasa (7/4).
Pemkot Batam mencatat sekitar 72.000 PMI masuk ke Batam sejak beberapa awal pandemi Covid-19, sebagian di antaranya telah kembali ke daerah masing-masing. Pemkot tidak ingin ada penumpukan PMI di Kota Batam pada masa pandemi Covid-19, sehingga meminta mereka untuk segera kembali ke daerah asalnya.
Jefriden menjelaskan, saat memasuki Batam, seluruh PMI akan diperiksa kesehatannya oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan. PMI yang memiliki dana untuk pulang ke daerah masing-masing dipersilahkan membeli tiket sendiri. "Bagi yang punya tiket langsung diarahkan ke bandara dan pelabuhan laut. Bagi yang transit akan diawasi," kata dia.
PMI yang transit menunggu jadwal keberangkatan pesawat atau kapal laut diminta menginap di hotel sesuai rekomendasi pemerintah. Namun, apabila tidak memiliki biaya, disiapkan ruangan di Asrama Haji Batam. Dan apabila PMI tidak memiliki dana untuk membeli tiket pesawat dan kapal laut ke daerah masing-masing, maka diperbolehkan menumpang KRI, yang juga sudah disiapkan TNI.
KRI Semarang telah siaga di Batam untuk mengantar PMI yang ingin kembali ke Pulau Jawa. TNI menunggu jumlah PMI hingga minimal 300 orang baru bisa berlayar ke Pulau Jawa. Dalam kesempatan itu, Jefriden mengingatkan warga Batam terkait kebijakan social distancing yang diterapkan pemerintah setempat, agar tetap menjaga jarak terhadap PMI yang datang.