Jumlah Perusahaan IPO di Indonesia Tertinggi di ASEAN
Terdapat 22 perusahaan yang bakal masuk ke pasar modal melalui mekanisme IPO
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut minat perusahaan untuk melakukan aksi penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Indonesia masih sangat tinggi, di tengah kondisi makro yang dinamis akibat penyebaran Covid-19.
Menurut Direktur Penilai Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, jumlah perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia bahkan yang tertinggi di ASEAN berdasarkan Ernst & Young Global Report. "Kita patut bersyukur bahwa minat IPO di Indonesia tinggi," kata Nyoman, Rabu (8/4).
Nyoman mengatakan perusahaan masih berminat melakukan IPO karena mempertimbangkan kebutuhan dana untuk mengembangkan usaha. Di sisi lain, otoritas pasar modal memberikan relaksasi jangka waktu umur Laporan Keuangan dan Laporan Penilai dalam rangka Penawaran Umum bagi perusahaan yang akan IPO.
Berdasarakan data BEI, terdapat 22 perusahaan yang bakal masuk ke pasar modal melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) per 6 April 2020.
Daftar calon emiten tersebut didominsi oleh sektor perdagangan yaitu sebanyak tujuh perusahaan lalu disusul sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan sebanyak lima perusahaan serta industri dasar dua perusahaan.
Sedangkan sektor finansial, agrikutultur dan kosumer masing-masing sebanyak dua perusahaan. Sisanya berasal dari sektor aneka industri serta sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi masing-masing satu perusahaan.
Adapun mayoritas atau sebanyak 12 calon emiten merupakan perusahaan besar dengan aset mencapai di atas Rp 250 miliar. Sementara yang berskala menengah atau beraset di kisaran Rp 50 miliar sampai di bawah Rp 250 miliar ada tujuh perusahaan dan yang berskala kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar hanya ada tiga perusahaan saja.
Selain rencana IPO, ada pula 17 perusahaan yang berencana mencari pendanaan melalui instrumen surat utang maupun sukuk. Total emisinya pun disebut mencapai Rp 23,05 triliun.
Pada tahun ini BEI menargetkan setidaknya 57 perusahaan bisa melantai di bursa saham. Pada penutupan perdagangan 2019 lalu BEI menyebut terdapat 55 perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di BEI.