Setia Kawan Dalam Fii Sabilillah Hingga Ajal Menjemput
Inilah kisah Ikrimah bin Abu Jahal yang setia kawan hingga ajal menjemput
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikrimah bin `Amr bin Hisyam masuk Islam pada masa kemenangan pasukan Muslimin di Makkah. Putra Abu Jahal itu kini menjadi figur pembela agama Allah. Ia sangat ingin dosa-dosanya dahulu diampuni-Nya.
Takdir Allah ternyata telah menggariskan kepergian Ikrimah bin Abu Jahal di medan jihad. Kala itu, pasukan Muslimin kian terdesak. Namun, dengan gagah berani Ikrimah memimpin mereka untuk menggempur gelombang tentara Romawi.
Panglima Khalid bin Walid sudah berupaya mencegah Ikrimah agar tidak terus maju karena mempertimbangkan kekuatan pasukan saat itu.
"Ikrimah, kamu jangan bodoh! Kembali ke sini! Bila engkau mati, itu adalah kerugian besar bagi kaum Muslimin," seru Khalid bin Walid.
Namun, seruan itu tidak menyurutkan semangat maju Ikrimah.
"Biarkan saja, wahai Khalid. Biarkan aku menebus dosa-dosaku yang telah lalu. Aku telah memerangi Rasulullah SAW di beberapa medan peperangan sebelum ini. Maka, pantaskah aku setelah masuk Islam lari dari kejaran tentara Romawi? Tidak. Sama sekali tidak!" jawab Ikrimah.
Setelah itu, dia menyeru kepada sejumlah pengikutnya, "Siapakah di antara kalian yang berani mati bersamaku!?" Segera, beberapa Muslim mengambil posisi di samping Ikrimah.
Bersama-sama, mereka menerjang ke depan untuk menghalau pasukan Romawi yang terus merangsek maju. Bagaikan singa kelaparan, Ikrimah dan pasukannya berhasil memukul mundur tentara Romawi.
Namun, tubuh Ikrimah sesungguhnya sudah mengalami luka-luka yang kian parah.
Di akhir pertempuran, jasad-jasad para syuhada bergeletak. Di antara mereka, ada tiga mujahid yang dalam keadaan kritis.
Sakaratul maut membayang di mata mereka: Ikrimah bin Abu Jahal dan dua orang sahabatnya, Al-Harits bin Hisyam serta Ayyasy bin Abi Rabi'ah.
Ternyata, mereka dalam kondisi haus yang ter amat sangat. Seorang pasukan Muslim yang tersisa mendengar rintihan al-Harits dari kejauhan. Ia segera mendekatkan bejana berisi air ke mulut syuhada tersebut. Akan tetapi, sekilas pandangan mata al-Harits tertuju pada Ikrimah yang dalam kondisi persis seperti dirinya.
"Berikan terlebih dulu air ini kepada Ikrimah," pinta al-Harits kepada pasukan Muslim itu.
Segera, pembawa air tersebut beranjak ke dekat Ikrimah. Ketika air didekatkan ke mulutnya, Ikrimah melihat sosok Ayyasy tidak jauh dari tempatnya terbaring lemah. Kondisinya tidak kalah memilukan.
"Berikan dulu air ini kepada Ayyasy," pinta Ikrimah dengan suara parau.
Sang pembawa air minum kemudian berpindah ke dekat Ayyasy. Begitu air minum hendak dituangkan ke mulut Ayyasy, maut sudah tiba. Ayyasy mengembuskan napas terakhirnya.
Segera, ia beranjak ke Ikrimah dan al-Harits. Namun, kedua pahlawan Muslim itu juga sudah wafat dengan luka-luka yang parah.
Demikianlah. Di tengah situasi diri yang menjelang ajal, tiap-tiap syuhada ini telah menunjukkan sikap setia kawan yang besar dalam keimanan kepada Allah!