Inggris Bantu Dana untuk WHO dan Badan Amal Atasi Corona

Inggris menyiapkan 200 juta poundsterling untuk WHO dan badan amal.

Luca Zennaro/EPA
Tukang pos gunakan kostum hibur warga di Inggris saat antar surat di tengah pandemi virus corona. Ilustrasi.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris menyiapkan dana sebesar 200 juta poundsterling untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan amal. Dana tersebut diharapkan dapat membantu menekan penyebaran virus corona Covid-19 di negara-negara rentan serta mengantisipasi gelombang kedua infeksi. 

Baca Juga


Menteri Bantuan Inggris Anne-Marie Trevelyan mengungkapkan membantu negara-negara rentan miskin dan rentan dalam menangani wabah Covid-19 merupakan salah satu fokus negaranya. Sebab, hal itu dapat mencegah virus kembali ke Inggris. 

"Selagi para dokter dan perawat kami yang brilian memerangi virus corona di dalam negeri, kami sedang mengerahkan keahlian dan dana ke seluruh dunia untuk mencegah gelombang mematikan kedua mencapai Inggris," ujar Trevelyan pada Ahad (12/4). 

Dari 200 juta pound yang dikucurkan, 130 juta di antaranya akan dialokasikan ke badan-badan PBB. WHO menerima jatah 65 juta pound. 

Kemudian 50 juta pound akan diserahkan ke Palang Merah untuk membantu daerah yang dilanda perang dan sulit dijangkau seperti Yaman. Sementara, 20 juta pound disalurkan ke organisasi dan badan amal lainnya. 

"Virus corona tidak mengenal batas negara sehingga kemampuan kita untuk melindungi publik Inggris hanya akan efektif jika kita memperkuat sistem perawatan kesehatan negara-negara berkembang yang rentan juga," kata Trevelyan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengapresiasi bantuan Inggris. Menurutnya, Inggris telah memberi pernyataan kuat bahwa pandemi Covid-19 merupakan ancaman global yang menuntut respons global pula. 

"Kita semua bersama-sama, yang berarti melindungi kesehatan di seluruh dunia akan membantu kesehatan orang-orang di Inggris," ujar Ghebreyesus. 

Saat ini terdapat lebih dari 1,7 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia. Inggris memiliki 79.883 kasus dengan korban meninggal mencapai 9.875 jiwa. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler