ADB Tambah Paket Bantuan Covid-19 Hingga Tiga Kali Lipat
Pandemi Covid-19 bisa menghambat kemajuan negara-negara dalam pengentasan kemiskinan.
REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menambah besaran paket respons pandemi virus corona (Covid-19) sebanyak tiga kali lipat hingga 20 miliar dolar AS. Paket tersebut mencakup sekitar 2,5 miliar dolar AS dalam bentuk sumber daya konsesi dan hibah.
Seperti dilansir di situs resmi ADB, Senin (13/4), ADB juga melakukan berbagai kebijakan untuk memudahkan birokrasi agar pengiriman bantuan dapat lebih cepat dan dilakukan secara fleksibel. Misalnya, memperluas ruang lingkup berbagai fasilitas pendukung dan membuat persyaratan maupun ketentuan pinjaman yang lebih disesuaikan.
ADB semula memberikan tanggapan awal sebesar 5,6 miliar dolar AS yang diumumkan pada pertengahan Maret. Kini, mereka menambah 13,5 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara berkembang anggota ADB melawan dampak ekonomi makro dan kesehatan yang parah akibat Covid-19.
President ADB Masatgusu Asakawa mengatakan, pandemi Covid-19 berpotensi menyebabkan hambatan terhadap pertumbuhan ekonomi, sosial maupun pembangunan di Asia dan Pasifik. Pandemi juga bisa menghambat kemajuan negara-negara dalam pengentasan kemiskinan.
"Dan, menyebabkan ekonomi ke dalam kondisi resesi," ujarnya.
Berdasarkan perhitungan terbaru ADB yang dirilis Jumat (3/4), pandemi Covid-19 berdampak ke ekonomi global antara 2,3 persen hingga 4,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pertumbuhan regional juga diperkirakan menurun dari 5,2 persen pada tahun lalu menjadi 2,2 persen pada 2020.
Asakawa menambahkan, paket bantuan yang diperluas dan menjangkau secara komprehensif akan dilakukan secara lebih cepat, fleksibel, dan maksimal ke pemerintah dan sektor-sektor swasta di negara berkembang. Khususnya dalam membantu mereka mengatasi tantangan terkini dalam menangani pandemi dan kemerosotan ekonomi.
Paket baru ini mencakup Pandemic Response Option di bawah Countercyclical Support Facility ADB. Besarannya hingga 13 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara berkembang menerapkan program pengeluaran countercyclical yang efektif dalam mengurangi dampak pandemi, dengan fokus utama ke orang miskin dan rentan.
Sumber dana hibah akan terus dikerahkan secara cepat agar negara-negara dapat menyediakan obat-obatan, alat pelindung diri maupun perlindungan pribadi.
Sementara itu, 2 miliar dolar AS juga disediakan untuk swasta. Pinjaman dan jaminan diberikan kepada lembaga keuangan untuk membantu swasta memperbaiki rantai pasok dan perdagangan.
Peningkatan pinjaman keuangan mikro dan dukungan penjaminan untuk membantu UMKM yang kekurangan likuiditas, termasuk yang dijalankan oleh pengusaha perempuan, juga akan dilakukan secara bersamaan.
Semua dukungan dalam paket yang diperluas ini diberikan melalui kerjasama ADB dengan organisasi internasional. Termasuk di antaranya Dana Moneter Internasional (IMF), Kelompok Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan-badan PBB lain, serta komunitas global yang lebih luas.