Jamaah Umroh Musim Dingin Membludak, Banyak yang Telantar Dapat Hotel Tiga Km dari Haram
Banyaknya jamaah yang telantar tahun ini di luar kendali travel.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Musim dingin di Arab Saudi membuat umat Islam dari berbagai belahan dunia berbondong-bondong melaksanakan ibadah umrah. Banyaknya jamaah tersebut membuat hotel dan pemondokan di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi penuh. Di media sosial, tampak banyak jamaah yang telantar baik di Madinah maupun di Makkah.
Tidak sedikit jamaah yang ditempatkan jauh dari kawasan haram. Dilansir dari The News Strait Times, banyak jamaah yang berziarah ke Madinah yang tidak mendapatkan tempat yang layak. Bahkan, beberapa jamaah merasa "ditipu" oleh agen umrah yang gagal memenuhi janjinya.
Beberapa jamaah terkejut saat mendapati diri mereka ditempatkan di wisma tamu kumuh yang disewa bersama dengan pekerja asing, mengalami kondisi buruk yang jauh dari harapan mereka. Lalu mengapa musim ini banyak jamaah umrah yang telantar?
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggaraan Haji Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo), Muhammad Iqbal Muhajir mengatakan, banyaknya jamaah yang terlantar kali ini berada di luar kendali penyelenggara umrah.
"Tentunya ini merupakan hal yang di luar kendali kita semua. Kita sangat menyayangkan dengan banyaknya jamaah terlantar di Madinah dan di Makkah. Ini merupakan fenomena yang baru, dimana sekarang ada fenomena umrah musim dingin," ujar Iqbal kepada Republika di Jakarta, Kamis (30/1/2025).
Sekitar 10 tahun yang lalu, lanjut dia, umat Islam banyak yang melaksanakan ibadah umrah pada Desember dan Ramadhan. Selain bulan itu, jumlah jamaah umrah relatif normal.
"Tahun 2024 kemarin, November dan Oktober, juga relatif normal. Tidak ada penumpukan. Bahkan seat-seat banyak yang kosong dan hotel-hotel menurunkan harga karena tidak full semua," ucap Iqbal.
Namun, setelah memasuki awal tahun 2025 jamaah umrah mulai membludak lantaran adanya fenomena umrah musim dingin "Kita sangat luar biasa ketika masuk Januari-Februari, ini tiba-tiba meledak. Ini adanya fenomena umroh musim dingin," kata Iqbal.
Selain itu, menurut dia, jamaah Iran dan Irak juga mulai banyak yang masuk ke Tanah Suci. Sehingga, hotel-hotel di sana banyak yang penuh. "Jadi sebenarnya jamaah yang masuk itu. Kalau jamaah dari Indonesia relatif normal. Tapi, dari negara lain meningkat," jelas Iqbal.
"Indonesia pun juga ada peningkatan karena umrah musim dingin ini. Sehingga, ini yang membuat meledak. Di Januari-Februari di luar prediksi semua orang," ujar dia.
Sebelumnya, menurut dia, pada bulan Januari-Februari ini tidak pernah ada kejadian jamaah overload yang sampai membuat telantar seperti sekarang."Saya pun baru datang minggu yang lalu, itu mau masuk Makkah itu, mau masuk Masjidil Haram itu, sampai macet tiga jam. Karena saking padatnya melebihi dari haji," ucap Iqbal.
Karena itu, menurut dia, fenomena ini perlu diantisipasi sehingga jamaah perlu mempersiapkan diri. Menurut dia, jamaah umrah dari Indonesia harus siap mendapatkan hotel yang jaraknya sampai tiga kilometer dari Masjidil Haram ataupun Masjid Nabawi. "Jadi, karena kapasitas sudah mulai meningkat, jamaah harus siap," kata Iqbal.
Dia pun menyesalkan banyaknya hotel yang over booking. Dulu, kata dia, biasanya hotel-hotel tersebut over booking lantaran adanya broker atau perantara. Saat ini, pihak hotel langsung yang membatalkan pemesanan hotel secara sepihak. "Biasanya yang meng-cancel sepihak itu adalah broker. Sekarang sampai hotel pun, kalau direct pun meng-cancel sepihak," jelas dia.
Dia menambahkan, banyak travel umrah yang melakukan pemesanan hotel secara online lalu tiba-tiba dibatalkan oleh pihak hotel lantaran over kapasitas. Sehingga, jamaah pun menjadi telantar.
"Nah, ini betul-betul harus segera pemerintah, Kementerian Agama harus turun tangan bagaimana menyikapi umroh seperti ini sekarang," kata Iqbal.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Umum HIMPUH Bidang Umrah, Fatma Kartika Sari. Menurut dia, saat ini Kota Madinah tengah mengalami lonjakan pengunjung yang sangat signifikan.
Akibatnya, hotel-hotel di sekitar Masjid Nabawi mengalami overbook dan overcapacity."Kondisi ini sudah mulai terjadi sejak sepekan terakhir, sekitar 13 Januari kemarin" ujar Fatma dilansir dari situs resmi Himpuh, Kamis (30/1/2025).
Menurut Fatma, situasi itu berdampak serius terhadap pelayanan jamaah yang telah disiapkan perusahaan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
"Banyak PPIU anggota HIMPUH yang akhirnya terpaksa memesan hotel di luar area haram, seperti di Uhud. Mereka pun harus menghadapi masalah lain, yaitu ketersediaan transportasi. Karena padat, armada bus menjadi terbatas, ada yang terlambat saat penjemputan, bahkan ada pula yang sampai tidak bisa dijemput," jelas Fatma.
"Bookingan hotel teman-teman PPIU juga banyak yang tidak sesuai, sebagian besar bukan upgrade, malah down grade," kata Fatma.
Sebagian PPIU lain ada pula yang menunda terlebih dahulu rencana ke Madinah dan memilih menetap di Makkah sampai mendapatkan hotel yang tersedia."Kami memprediksi kepadatan ini semakin parah di pekan-pekan mendatang. Untuk jadwal di Bulan Syaban saja sudah susah cari kamar di Madinah," jelas Fatma.
Dia berharap seluruh jamaah umrah yang merasakan dampak dari situasi sulit ini bisa turut memahami, dan menjadikannya sebagai motivasi untuk semakin memantapkan niat dalam beribadah.
"Kami juga berharap PPIU khususnya anggota HIMPUH lebih berhati-hati dalam menyediakan pelayanan. Jangan sampai situasi sulit ini justru mendatangkan kerugian baik secara materil maupun non materil," ujar Fatma.