Tips Agar tidak Bosan Bekerja dari Rumah
Tetap disiplin bekerja atau kuliah meskipun harus tinggal di rumah.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pandemi virus Covid-19 yang sedang melanda berbagai belahan dunia sekarang ini menjadi ancaman yang membahayakan dan memiliki dampak besar bagi kehidupan masyarakat dunia, termasuk bagi warga IPB University. Warga IPB University yang tadinya bekerja atau belajar di kampus dari pagi hingga sore bahkan malam hari, tiba-tiba terpaksa harus bekerja atau belajar di rumah.
Pada awalnya perubahan ini mungkin menyenangkan karena ada suasana baru yang berbeda dengan rutinitas kerja atau belajar di kampus. Tetapi, kondisi “terisolasi” di rumah ini lama-lama bisa berubah menjadi sesuatu yang membosankan.
Dr Melly Latifah MSi, dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University mengatakan, kondisi “terisolasi” di rumah pada masa pandemi Covid-19 saat ini bisa membuat banyak orang menjadi bosan, apalagi bagi orang-orang yang terbiasa aktif melakukan banyak tugas dan berbagai aktivitas. Sebaliknya, bagi sebagian orang yang selama ini merasa sangat tertekan oleh tugas dan tanggung jawab di kampus, mungkin kondisi Work From Home (WFH) menjadi sangat menyenangkan. Namun demikian, terlalu lama WFH akan membuat mereka bosan juga.
Kebosanan akibat “keharusan” WFH ini wajar saja karena, menurut Optimal Arousal Theory, setiap orang termotivasi untuk mencari tingkat stimulasi atau tantangan yang optimal (optimal arousal).
"Terlalu lama di rumah membuat banyak orang merasa bosan akibat kurangnya tantangan dan stimulasi karena tidak bertemu banyak orang dan tidak terlalu disibukkan oleh berbagai tugas dan pekerjaan seperti biasanya. Jika kondisi under stimulation ini terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, maka hal ini bisa menyebabkan stres. Bahkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kebosanan dapat memicu rasa kesepian, kegelisahan dan depresi yang pada akhirnya dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh atas berbagai penyakit, termasuk virus Covid-19," kata Dr Melly dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (13/4).
Lantas, apa yang harus dilakukan agar WFH tidak membosankan? Dr Melly memberikan beberapa tips agar tidak bosan bekerja dari rumah. Berikut ini adalah beberapa cara untuk melawan kebosanan akibat WFH:
Pertama, ubahlah pemikiran kita tentang arti bekerja. Bekerja tidak berarti harus di kantor, kuliah tidak harus di kampus. “Dengan demikian, keharusan WFH tidak membuat kita menjadi malas bekerja dan belajar akibat perbedaan situasi rumah dengan kantor atau kampus karena saat ini kita memang tidak sedang libur, tetap harus bekerja atau kuliah. Tentu saja perubahan situasi ini menantang kemampuan kita dalam beradaptasi sehingga kita harus berpikir bagaimana caranya agar tetap produktif dan berprestasi meskipun dalam kondisi WFH,” ujarnya.
Ia menambahkan, kemampuan beradaptasi adalah kunci utama dari konsep kecerdasan. “Dengan kata lain, orang yang cerdas akan mampu beradaptasi dalam situasi apapun karena orang cerdas selalu mampu mencari cara untuk menemukan solusi atas segala tantangan atau masalah yang dihadapi (problem solving skills),” tuturnya.
Kedua, lakukan conditioning di rumah agar keharusan WFH tidak membuat malas bekerja atau kuliah. Lakukan conditioning di rumah sedemikian rupa agar situasi di rumah kondusif untuk bekerja dan belajar. Ubahlah satu pojok ruangan atau kamar di rumah agar seperti ruangan kantor sehingga dapat merasakan suatu situasi kerja.
“Demikian juga bagi mahasiswa, tata ulang kamar kost atau kamar di rumah agar nyaman untuk melakukan kegiatan pembelajaran daring (online learning). Bila perlu, tambahkan pernak-pernik hiasan dan bunga di ruang. Selain mempercantik meja kerja akan membuat betah di ruang kerja atau kamar tempat belajar,” kata Melly.
Ketiga, tetap disiplin bekerja atau kuliah meskipun harus tinggal di rumah. “Ingat bahwa saat ini kita tidak sedang libur, kita hanya sedang WFH. Dengan kata lain, sudah seharusnya kita tetap memiliki jadwal atau agenda kerja atau belajar seperti biasa. Jadwal atau agenda ini harus dilaksanakan dengan tertib seperti layaknya kita sedang berada di kantor atau kampus. Jadi, harus tetap bangun pagi dan tidak tidur terlalu larut malam karena tugas mengajar (bagi dosen) dan kuliah serta mengerjakan tugas-tugas kuliah (bagi mahasiswa) tetap harus laksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan,” tambahnya.
Keempat, manfaatkan waktu luang dengan melalukan hobi atau pekerjaan lain yang menjadi passion.
“Dengan WFH, kita jadi punya waktu luang akibat tidak perlu melakukan perjalanan pergi dan pulang kantor/kampus. Semua pekerjaan seperti memberikan kuliah, rapat, diskusi, mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas-tugas, bisa dikerjakan dari rumah. Dengan demikian, kita memiliki waktu luang untuk mengerjakan hobi yang mungkin sudah lama ditinggalkan. Seperti membaca buku, memainkan musik, menulis cerita, menjahit, berkebun, bahkan olah raga (jogging, senam, yoga, dan lain-lain) yang biasanya tidak sempat kita lakukan karena seharian berada di kantor atau kampus. Bahkan, saat WFH kita jadi punya waktu untuk merapikan file-file yang berserakan di laptop dan hardisk eksternal kita, dan dapat berselancar di internet untuk mendapatkan buku-buku (textbook) dan artikel-artikel jurnal yang gratisan,” paparnya.
Kelima, kembangkan diri melalui aktivitas membaca/menonton video dan membangun kegiatan atau hobi baru. “Waktu luang juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan diri melalui kegiatan membaca/nonton video dan mempelajari hal-hal baru yang mungkin akan menjadi hobi baru Anda. Contohnya, membaca buku-buku/nonton video tentang pengembangan kepribadian, public speaking, bahasa asing, atau berbagai aplikasi/program berbasis IT yang berkaitan dengan pembelajaran daring (online learning). Selain itu, juga bisa membangun hobi baru melalui uji coba resep-resep kue atau masakan, belajar menjahit, atau tanaman hidroponik, dan lain-lain,” tuturnya.
Keenam, ubahlah orientasi berpikir dengan tidak hanya memikirkan diri sendiri. “Dalam kondisi pandemic virus Covid-19 saat ini, sebaiknya kita tidak hanya memikirkan diri sendiri, apalagi hanya menyesali kondisi yang terjadi. Lakukan juga hal-hal yang dapat membahagiakaan orang lain. Misalnya, membantu masyarakat sekitar yang membutuhkan, ikutlah menjadi donatur dalam kegiatan donasi, sortir pakaian dan barang-barang layak pakai dan berikan kepada yang membutuhkan,” ujarnya.
“Selain itu, orang-orang di rumah juga butuh perhatian kita. Untuk itu, tata rumah dan pekarangan agar lebih nyaman, perbaiki barang-barang yang rusak agar dapat digunakan kembali, sempatkan untuk bercengkrama bersama pasangan dan anak-anak atau orang tua di rumah untuk membangun kegembiraan bersama. Misalnya, nonton bareng, bermain monopoli, menyanyi bersama, dan lain-lain. Ingat, membuat orang lain bahagia akan membuat kita bahagia,” imbuhnya.
Ketujuh, berilah hadiah bagi diri sendiri yang selama ini telah bekerja keras. “Mungkin selama ini kita terlalu sibuk dengan pekerjaan di kantor atau kuliah, maka inilah saat yang tepat untuk memberi diri hadiah. Misalnya dengan menonton konser musik atau film kesukaan melalui TV atau jaringan internet, atau melakukan hal-hal yang dapat menyenangkan hati,” tuturnya.
Melly mengemukakan, selalu ada hikmah di balik segala kejadian, termasuk pandemi virus Covid-19 ini. “Pandemi kali ini memaksa kita untuk mengubah pola dan gaya hidup kita sedemikian rupa. Untuk itu, dibutuhkan kesadaran dan kemampuan kita agar dapat beradaptasi dalam kondisi ini. Berusahalah agar tidak terlalu cemas serta senantiasa berpikir positif agar kondisi fisik dan psikologis kita tetap terjaga dengan baik. Semoga wabah virus Covid-19 cepat berlalu,” tandasnya.