Fatwa Ulama India: Muslim Sholat Tarawih di Rumah
Muslim India diimbau beribadah Ramadhan di rumah.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI-- Ulama Muslim terkemuka Maulana Khalid Rasheed Farangi Mahali mengatakan selama pandemi corona umat Islam lakukan shalat tarawih di rumah saja. Ia mengimbau semua Muslim mengikuti pedoman yang sesuai selama Ramadhan yang akan dilaksanakan pada 24 April 2020.
"Hanya mereka yang tinggal di dalam masjid akan melaksanakan shalat tarawih. Doa diperpanjang pada malam hari setelah sholat Isya selama Ramadhan. Sementara sisanya dapat melakukan hal yang sama di rumah mereka karena saat ini virus corona harus dikontrol dengan kerja sama setiap individu," kata Mahali yang juga Imam Eidgah Aishbagh, Selasa (14/4).
Pemerintah Pusat telah memberlakukan peraturan selama 21 hari di seluruh negara untuk memerangi pandemi virus corona. Meskipun periode berdiam diri di rumah seharusnya berakhir pada 14 April 2020, tetapi kemungkinan akan diperpanjang.
“Dalam kasus seperti itu saya menyarankan semua Muslim mengikuti pedoman dan menjaga jarak sosial saat puasa selama periode ini. Semua Muslim diharapkan berdoa di rumah untuk mengakhiri pandemi corona dan hal-hal kembali normal," katanya.
Ia menambahkan ifthar (buka puasa) di masjid harus dihindari dan hanya orang-orang yang tinggal di dalam masjid yang dapat melakukan ifthar di dalam. Mereka yang dulu mengorganisir ifthar untuk orang miskin dan yang membutuhkan di masa lalu dapat menyumbang langsung kepada orang yang tidak mampu.
“Saya juga menyerukan kepada orang-orang untuk memastikan tidak ada yang tidur dalam keadaan lapar juga orang harus melakukan zakat karena wajib dalam Islam. Selain itu, setiap orang harus mencoba membaca Alquran yang lengkap selama periode Ramadhan ini,” kata Mahali, yang juga ketua Islamic Centre of India.
Sementara itu, ulama Syiah Maulana Kalbe Jawwad, Imam Masjid Asafi, juga mengimbau masyarakat mengikuti pedoman selama Ramadhan. Semua orang harus berpuasa dan berdoa di dalam rumah mereka untuk mengakhiri pandemi corona agar keadaan normal dapat kembali.
"Tidak ada alternatif lain selain mengikuti jarak sosial untuk menyelamatkan umat manusia. Bahkan di negara-negara Arab penguncian diterapkan untuk mengendalikan pandemi," kata dia.