Kematian di AS Akibat Covid-19 Capai 25.300 Orang

Angka kematian 25.300 orang itu naik dua kali lipat dalam satu pekan sebelumnya

EPA-EFE/Peter Foley
Petugas kesehatan mengangkut mayat ke truk kulkas yang berfungsi sebagai kamar mayat sementara di Kingsbrook Jewish Medical Center, Brooklyn, New York, AS, Rabu (8/4). New York masih tetap menjadi pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat, sehingga masih ada kekhawatiran bahwa sistem layanan kesehatan tidak akan dapat mengurus volume pasien COVID-19
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Kematian di Amerika Serikat akibat virus corona baru mencapai 25.300 orang pada Selasa (14/4). Angka ini dua kali lipat dalam satu pekan.

Amerika Serikat, dengan populasi terbesar ketiga di dunia, melewati angka tertinggi untuk kedua kalinya pada Selasa dengan lebih dari 600.000 kasus yang dilaporkan atau tiga kali lebih banyak dari negara lain.

Pada Senin, Amerika Serikat melaporkan sekitar 1.500 kematian baru, jauh di bawah hitungan pekan  lalu sekitar 2.000 kematian setiap 24 jam, menurut hitungan Reuters. Kematian di AS meningkat sekitar 1.700 pada Selasa dengan beberapa negara bagian belum melaporkan.

Sejauh pekan ini, kematian telah meningkat sekitar 7 persen per hari rata-rata dibandingkan dengan 14 persen pekan lalu dan 30 persen pada sejumlah hari di Maret, menurut hitungan Reuters. Kasus pekan ini naik rata-rata 5 persen per hari dibandingkan dengan 7,8 persen pekan lalu dan 30 persen per hari pada Maret.

Bahkan ketika wabah terburuk tampaknya telah berlalu di Amerika Serikat, negara itu perlu pengujian yang lebih luas sebelum ekonomi dapat dibuka kembali, kata para pejabat kesehatan. Pembatasan ketat tinggal di rumah pada 94 persen dari populasi untuk mengekang penyebaran penyakit telah merugikan perekonomian.

Penutupan itu membuat ekonomi AS mungkin kehilangan 25 miliar dolar AS per hari dalam bentuk produksi yang hilang, kata Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard.


sumber : Antara / Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler