Ganjar Beberkan Alasan Mengapa PDIP Menang di Bali dan Jakarta, Tapi Babak Belur di Jateng
Pramono-Rano unggul dalam hitung cepat, tapi belum pasti satu atau dua putaran.
REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG - Politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo mengungkap alasan kemenangan pasangan cagub-cawagub Wayan Koster-Giri Prasta versi hitung cepat di Pilgub Bali. Menurutnya, kemenangan tersebut berkat dukungan masyarakat adat yang kuat kepada dua tokoh tersebut.
"Saya kira kepercayaan ini kalau saya mengartikan kepercayaan publik yang muncul dan salah satunya adalah masyarakat adat yg sangat kuat di Bali ini," katanya saat ditemui di Badung, Bali, Jumat (29/11/2024).
Oleh karena itu, Ganjar berpesan kepada Koster-Giri agar menjaga kepercayaan masyarakat adat terutama dalam hal menjaga agar adat budaya Bali tetap terjaga layaknya filosofi hidup orang Bali Tri Hita Karana, keseimbangan hidup antara manusia, Tuhan dan alam ciptaan. Begitu pula kehidupan sosial kemasyarakatan di Bali mesti dijaga keseimbangannya dalam kebijakan politik.
"Yuk kelompok-kelompok masyarakat termasuk masyarakat adat itu kemudian relasi antarkelompok masyarakat, masyarakat dengan pemerintah, pemerintah, masyarakat dengan lingkungan bagus sekali," katanya.
Adapun calon Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster, mengeklaim unggul 61,44 persen berdasarkan hasil real count C1 di 6.092 TPS dari 6.795 TPS (89,65 persen) yang tersebar di seluruh Bali. Angka tersebut mengungguli pasangan nomor urut 1, Made Muliawan Arya alias De Gadjah-Putu I Agus Suradnyana (Mulia-Pas) yang memperoleh 795.018 suara atau sekitar 38,56 persen.
Dia mengaku bangga dalam pilgub maupun pilkada di Bali, pasangan calon yang diusung PDIP menang versi hitung cepat kecuali di Pilkada Karangasem.
Ganjar juga bangga dengan kemenangan PDIP di Jakarta. Mantan capres 2024 itu menilai, faktor kemenangan pasangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilgub Jakarta berkat soliditas semua pihak. Ganjar menyebut beberapa faktor kunci tersebut adalah kekompakan partai dan relawan, serta dukungan warga DKI Jakarta.
"Soliditas partai kemudian dukungan dari relawan," katanya menjawab pertanyaan faktor kemenangan Pramono-Doel di Pilkada DKI Jakarta.
Selain itu, menurut penuturan mantan gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut, faktor lain yang menunjang kemenangan tersebut adalah tidak adanya intervensi dari pihak lain terhadap kebebasan berpolitik warga Jakarta. Beberapa hal tersebut pun menyumbang kemenangan di beberapa tempat di Indonesia sama seperti di Jakarta.
"Ketika forum itu terbuka dan aparat yang tidak berwenang itu tidak ikut terlibat, maka rata-rata kita berhasil memenangkan di banyak tempat," katanya.
Terkait perolehan suara Pram-Doel di DKI Jakarta, Ganjar mengaku puas dengan hasilnya sesuai yang diharapkan. "Sementara ini dari hasil bagus, mudah-mudahan ini akan berjalan seperti kondisi ini dan tidak ada yang mengganggu, maka hasilnya satu putaran sesuai dengan perhitungan hari ini," katanya.
Ketua DPP PDIP itu juga menanggapi kekalahan pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi pada Pilgub Jawa Tengah 2024 berdasarkan hasil hitung cepat. Menurut mantan gubernur Jateng dua periode tersebut, kalah menang dalam pemilihan umum adalah hal yang biasa.
"Ada yang kalah, ada yang menang, sebuah proses pasti biasa," katanya menjawab pertanyaan wartawan terkait kekalahan Andika -Hendi dalam Pilkada Jawa Tengah berdasarkan hasil hitung cepat.
Saat diminta tanggapannya apakah kekalahan Andika-Hendi merupakan dampak dari adanya dugaan kecurangan yang terjadi, Ganjar meminta semua pihak menunggu laporan yang telah mereka layangkan ke pihak terkait. Dia mengatakan, PDIP Jawa Tengah telah mengantongi data dan bukti adanya kecurangan dalam proses Pilkada Jawa Tengah.
Data tersebut, kata dia, masih dalam proses pengumpulan, dan saatnya akan diajukan kepada penegak hukum untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku. "Ada yang dilaporkan, ada yang belum, tinggal menunggu aja prosesnya. Kita tunggu saja semua laporan apakah diproses atau tidak," kata Ganjar.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyatakan kekecewaannya atas Pilkada serentak 2024 dan kekalahan calon yang diusung partai itu di berbagai daerah.
Adapun PDIP sediri pada Pilkada Jawa Tengah 2024 mengusung pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, sementara pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin diusung partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga survei konsisten menunjukkan perolehan suara Luthfi-Taj Yasin unggul di posisi teratas.
Berdasarkan hasil hitung cepat Charta Politika, duet Andika-Perkasa memperoleh 41,56 persen suara di kandang banteng itu. Sementara itu, lawan mereka Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen unggul dengan 58,44 persen suara.