Trump Setop Pendanaan untuk WHO yang Ditudingnya Pro-China

Trump menuding WHO telah mempromosikan 'disinformasi' China tentang Covid-19.

EPA-EFE / Stefani Reynolds / POOL
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pernyataan tentang coronavirus dan pandemi COVID-19, di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, Ahad (29/3). Trump mengumumkan bahwa pembatasan terkait dengan coronavirus dan COVID-19 akan diberlakukan. diperpanjang hingga 30 April.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Reuters, Kamran Dikrama

Presiden Donald Trump pada Selasa (15/4) mengatakan telah menginstruksikan pemerintahannya untuk menghentikan sementara pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas penanganan pandemi virus corona. Trump, pada konferensi pers Gedung Putih, mengatakan WHO telah "Gagal dalam tugas dasarnya dan harus bertanggung jawab."

Dia mengatakan, WHO itu telah mempromosikan 'disinformasi' China tentang virus yang kemungkinan mengarah pada penyebaran virus yang lebih luas daripada yang seharusnya terjadi. Amerika Serikat (AS) adalah pendonor terbesar untuk WHO yang berbasis di Jenewa, menyumbang lebih dari 400 juta dolar AS pada 2019, sekitar 15 persen dari anggarannya.

Berdasarkan anggaran dua tahunan WHO periode 2018-1919, AS diharuskan membayar 237 juta dolar AS, yang dikenal sebagai kontribusi sesuai nilai. AS juga memberikan 656 juta dolar AS sebagai kontribusi sukarela yang terkait dengan program-program tertentu.

Baca Juga



Penghentian pendanaan itu telah diperkirakan sebelumnya. Trump semakin kritis terhadap organisasi itu ketika krisis kesehatan global terus berlanjut, dan dia bereaksi dengan marah terhadap kritik terhadap cara penanganan pemerintahannya.

Presiden AS dari Partai Republik itu menuduh WHO terlalu lunak terhadap China pada masa-masa awal pandemi itu yang menyebabkan kematian yang tidak perlu dengan gagal memberlakukan larangan perjalanan ke China.

"WHO gagal dalam tugas dasar ini dan harus bertanggung jawab," kata Trump.

Keputusan Trump langsung menuai kecaman. Presiden Asosiasi Medis Amerika Dr. Patrice Harris menyebutnya, "Langkah berbahaya ke arah yang salah yang tidak akan membuat upaya mengalahkan Covid-19 lebih mudah" dan mendesak Trump untuk mempertimbangkan kembali.

Diketahui, korban tewas di AS akibat Covid-19 telah mencapai angka 25.700 pada Selasa. Sementara, menurut hitungan Reuters, jumlah kasus terkonfirmasi yang diketahui mencapai lebih dari 600 ribu orang.

Jutaan orang AS telah kehilangan pekerjaan mereka, dan ekonomi AS telah lumpuh karena warga telah tinggal di rumah dan kegiatan ekonomi diperintahkan untuk tutup. Kondisi ini membayangi peluang pemilihan kembali Trump sebagai Presiden AS pada November 2020.

Sejak Trump menjabat, AS telah keluar dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Badan Budaya PBB (UNESCO), perjanjian global untuk mengatasi perubahan iklim dan kesepakatan nuklir Iran dan menentang pakta migrasi PBB. Trump telah lama mempertanyakan nilai-nilai PBB dan mencemooh pentingnya multilateralisme ketika ia berfokus pada agenda "America First".

Pada 2017, Pemerintahan Trump juga memangkas pendanaan untuk Dana Kependudukan PBB (UNFPA), badan PBB yang membantu pengungsi Palestina (UNRWA) pada 2018 dan menunda kontribusinya pada badan penerbangan PBB tahun lalu.

Seorang juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pengumuman Trump. Padahal, untuk mendanai operasi melawan pandemi Covid-19, WHO membutuhkan dana lebih dari 1 miliar dolar AS .

Sehari sebelum Trump memutuskan menghentikan pendanaan, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyuarakan keyakinan bahwa AS akan terus mendanai lembaga yang dipimpinnya. Ghebreyesus mengaku telah menjalin komunikasi dengan Trump dua pekan lalu.

"Yang saya tahu adalah dia mendukung dan saya berharap bahwa dana untuk WHO akan terus berlanjut," katanya dalam sebuah konferensi pers pada Senin (13/4).

Dia mengklaim tak memiliki masalah dengan Trump. "Hubungan yang kami miliki sangat baik dan kami berharap ini akan berlanjut," ujar Ghebreyesus.

WHO Nyatakan Wabah Corona Sebagai Pandemi - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler