WHO Peringatkan Belum Ada Negara yang Menang Lawan Covid-19

WHO menyebut terlalu dini bagi negara untuk mengklaim menang dari Covid-19.

Mohamad Hamzah/ANTARA FOTO
WHO menyebut terlalu dini bagi negara untuk mengklaim menang dari Covid-19 (Foto: ilustrasi Covid-19)
Rep: Fergi Nadira Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (Dirjen WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan bahwa negara-negara di dunia belum menang melawan pandemi virus Covid-19. Hal itu dilihat dari jumlah kasus dan kematian yang masih mengalami kenaikan setiap harinya yang tercatat di dunia.

Baca Juga


Pernyataan tersebut disampaikan Dirjen WHO dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN plus Three atau APT yang menekankan kerja sama dan solidaritas negara-negara anggota ASEAN dan tiga negara mitra (Jepang, Cina, dan Korea Selatan). Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, Dirjen WHO juga mengapresiasi solidaritas dan persatuan yang ditunjukkan oleh negara-negara APT.

"Direjn WHO tadi mengatakan saat ini terlalu dini bagi negara-negara untuk mengklaim adanya kemenangan atau terbebas dari Covid-19 karena masih terlihat kenaikan dihampir semua negara di dunia," ujar Retno usai mendampingi Presiden RI Joko Widodo menguikuti KTT APT secara maya di Istana Bogor, Selasa (14/4).

"Dirjen WHO juga menekankan ancaman dari berbagai negara juga merupakan ancaman bagi kita," ujarnya menambahkan.

Retno mengatakan, Dirjen WHO memuji negara-negara APT dalam menghadapi pandemi Covid-19 karena APT menunjukkan kepemimpinan, solidaritas, dan persatuan di tengah masa krisis pandemi korona ini. Menurut Dirjen WHO, hal ini bukan pertama kalinya APT menunjukkan solidaritasnya. Namun, hal serupa telah dilakukan ketika dunia berhadapan dengan SARS pada 2002 lalu.

"Dirjen WHO mengatakan pada tahun saat merebaknya SARS, APT melakukan pertemuan dan endorse pertemuan Asia Pacific strategic for emerging disease and public health emergency. Sekali lagi, kepemimpinan solidaritas APT bukan hanya ditunjukkan pada kali ini tapi sudah sebelumnya ditunjukkan," kata Retno.

Menurut John Hopkins University and Medicine, per Selasa (14/4) secara global setidaknya virus telah menginfeksi 185 negara dan wilayah di dunia dengan 1.930.780 kasus infeksi positif Covid-19 tercatat. Sedangkan kematian akibat virus yang awal terdeteksi di Wuhan, Cina itu kini menjadi 120.450 jiwa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler