Begini Mengelola Keuangan Saat Beribadah Haji dan Umroh
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat melakukan ibadah haji dan umroh di Tanah Suci, ada baiknya umat Muslim menyadari pentingnya manajemen keuangan yang baik sebelum sampai di sana. Hal itu agar pengeluaran dapat terukur dan efisien.
Pengamat Haji dan Umroh dari UIN Syarif Hidayatullah Dadi Darmadi menyatakan, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan saat mengelola keuangan saat beribadah haji dan umrah. Ketiganya, yakni pengetahuan calon jamaah soal berapa lama melakukan perjalanan (wisata religi/ibadah haji dan umroh), mengunjungi tempat apa saja, dan biaya-biaya apa yang dicover dan tidak oleh biro perjalanan.
“Ketiga hal ini merupakan faktor krusial dalam menentukan bagaimana pengeluaran kita selama beribadah (haji dan umrah),” kata Dadi saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (15/4).
Manajemen keuangan saat beribadah haji dan umroh perlu dipahami secara benar sebab kebanyakan jamaah asal Indonesia kerap berbelanja. Berbelanja di sela-sela kegiatan ibadah haji dan umroh memang tak dilarang asal tak keluar dari syariat, namun demikian dia menyarankan ada baiknya pengelolaan keuangan juga diperhatikan.
Dia menyebut, ketiga hal mengenai manajemen keuangan dalam pengeluaran perjalanan haji dan umrohitu perlu diketahui calon jamaah bahkan sejak masih berada di Tanah Air. Alasannya, pengetahuan matang perkara tiga hal tadi bisa menjadi estimasi tersendiri sehingga pengeluaran pun terukur.
“Misalnya berapa lama kita ikut umroh. Bisa sembilan hari, 10 hari, atau bahkan sampai ada yang dua minggu. Lalu ke mana saja destinasinya? Kan bisa jadi bukan hanya ke Makkah dan Madinah, seakarang misalnya sudah banyak umroh plus (ke kota atau negara-negara lain usai lakukan ibadah),” ujarnya.
Kesemuanya itu menurut dia adalah pengeluaran yang perlu diperhatikan jamaah. Menurutnya, jamaah Indonesia yang hendak berbelanja pun diharapkan sudah dapat mengestimasi apa saja barang yang dibutuhkan dan ingin dibeli.