Organisasi Muslim Brussels Buat Aturan Selama Ramadhan

Anak, lansia, dan wanita hamil atau menyusui di Brussels dibebaskan dari berpuasa.

REUTERS/Francois Lenoir
Organisasi Muslim Brussels Buat Aturan Selama Ramadhan. Masjid Agung Brussels di Belgia.
Rep: Andrian Saputra Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, Organisasi Eksekutif Muslim di Brussels, Belgia pun telah menyiapkan serangkaian peraturan yang disesuaikan dengan keadaan khusus dalam karantina nasional akibat wabah virus corona.

Masjid-masjid di negara itu sudah dan akan tetap ditutup serta segala aktivitas sama sekali tak diizinkan berlangsung di dalamnya. Bahkan termasuk siaran langsung imam saat sholat seperti yang terjadi di banyak gereja Kristen saat paskah. Dalam aturan itu juga melarang pelaksanaan sholat tarawih yang dilangsungkan di masjid sebagaimana biasa dilakukan di bulan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.

"Ibadah tambahan yang tidak wajib ini hanya bisa dilakukan di rumah dalam cakupan terbatas, yaitu hanya di antara anggota keluarga yang tinggal di bawah satu atap," kata anggota Eksekutif Muslim Brussels Belgia seperti dilansir The Brussels Times, Jumat (17/4).

Untuk memberikan semangat bagi umat Islam dan membuat mereka tenang, Masjid Agung Brussels akan memfasilitasi berbagai ceramah yang disajikan dalam video oleh sejumlah imam yang sebelumnya telah direkam di masjid. Eksekutif Muslim Brussels Belgia juga meminta warga tidak menunggu hingga jelang berbuka untuk membeli persediaan makanan.

Baca Juga


Hal ini agar mencegah berkumpulnya orang-orang di depan toko guna menerapkan jaga jarak. "Mengundang orang yang dicintai, teman, dan tetangga ke rumah dilarang karena kewajiban menjaga jarak. Pertemuan orang-orang yang terkadang berlangsung setelah makan, tidak lagi diizinkan. Selain itu mereka yang setia yang tetap terjaga sepanjang malam harus berhati-hati untuk menjaga keamanan di lingkungan mereka," kata eksekutif.

Tak hanya itu, anak-anak, orang tua atau lansia, wanita hamil atau menyusui serta orang sakit, menurut Eksekutif Muslim Brussels dibebaskan dari berpuasa. Bahkan Muslim yang berkerja di garis depan dalam melawan pandemi corona dan menghadapi kondisi pekerjaan yang sulit seperti stres, kelelahan parah, jadwal kerja sibuk, pakaian keselamatan yang menyebabkan rasa dahaga, maka dapat menunda puasanya. Aturan ini terutama berlaku bagi petugas di rumah sakit, panti jompo, dan pemakaman.

Sementara itu, berkurangnya staf yang bekerja di lembaga pemasyarakatan membuat distribusi makanan ke tahanan Muslim tidak bisa secara pasti terjamin sampai saat waktunya. Eksekutif menekankan pentingnya kepatuhan ketat terhadap rekomendasi ini oleh seluruh komunitas Muslim di Belgia karena sangat penting menjaga kesehatan masyarakat.

"Jika narapidana mengalami kesulitan dalam puasa dalam situasi ini, dibolehkan menghentikan atau menunda puasa. Kesabaran adalah kebajikan yang paling penting dalam konteks ini," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler