Tanggapan BI Soal Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dari IMF

Diproyeksikan ekonomi Indonesia akan mulai membaik pada kuartal IV

Republika
Pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyebut proyeksi berbagai lembaga internasional mengikuti pola yang sama seperti V-shape. Ketidakpastian yang sangat tinggi membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2020 akan turun drastis namun kembali naik pada 2021.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan proyeksi terbaru dari International Monetary Fund (IMF) juga mengikuti pola tersebut. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,5 persen pada 2020 dan 8,2 persen pada 2021.

"Pertumbuhan ekonomi global juga diprediksi -3 persen pada 2020 dan naik jadi 5,8 persen pada 2021, ini sesuai pola V-shape," katanya, Jumat (17/4).

Perry mengatakan ada banyak proyeksi lainnya dari berbagai lembaga keuangan maupun riset dari dalam dan luar negeri. Nilainya pun sangat bervariasi dengan skala cukup meluas. Namun demikian, Pemerintah fokus pada proyeksi hasil pembahasan internal Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Maret lalu.

Pemerintah punya dua skenario yakni berat dan sangat berat. Perry mengatakan pemerintah berupaya mengarah pada skenario berat dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3 persen. Sementara skenario sangat berat dengan pertumbuhan ekonomi -0,4 persen jika tidak melakukan apa pun.

"Kita mencurahkan segala tenaga biar stimulus fiskal, pelonggaran likuiditas, relaksasi kredit OJK, dan kebijakan lainnya berjalan lancar, ini agar kita bisa mencapai proyeksi pertumbuhan 2,3 persen," katanya.

Skenario berat tersebut memiliki proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I sebesar 4,7 persen, kuartal II sebesar 1,1 persen, kuartal III sebesar 1,3 persen, kuartal IV sebesar 2,4 persen. Sehingga total pertumbuhan ekonomi 2020 diproyeksi 2,3 persen.

Pemerintah dan regulator pun terus memantau dinamika ekonomi baik dalam dan luar negeri yang masih sangat tinggi. Dari pantauan tersebut, otoritas melakukan berbagai assesment dan respons.

"Kita akan pantau terus menerus, termasuk bagaimana langkah-langkah dari berbagai negara, ada yang sekarang sudah mulai terbuka lagi dan ini akan terus berkembang," katanya.

Diproyeksikan ekonomi akan mulai membaik pada kuartal IV dan seterusnya. Selain itu, defisit neraca transaksi berjalan tahun ini diproyeksikan akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 2,5-3 persen.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler