Istighosah dan Doa Keselamatan di Jateng Digelar Streaming

Istighosah dan doa bersama hanya menghadirkan 15 orang di lokasi pengambilan gambar.

Republika
Berdoa (Ilustrasi)
Rep: Bowo Pribadi Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah berikhtiar dengan berbagai macam cara guna mengupayakan pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. Salah satunya melalui istighosah dan doa bersama, yang dilaksanakan di gedung Gradhika Bakti Praja kompleks kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Jumat (17/4) malam.

Kegiatan bertema 'Istighosah dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa' tersebut, tidak dilaksanakan dengan mengumpulkan massa dalam jumlah yang banyak. Namun dilalsanakan secara live streaming atau siaran langsung video yang disebarluaskan melalui media sosial. Kegiatan ini hanya menghadirkan sekitar 15 orang di lokasi pengambilan gambar.

Antara lain Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Teng, KH Ahmad Darodji.

Saat membuka acara, KH Ahmad Darodji mengungkapkan keprihatinannya, pandemi Covid-19 tak hanya mengakibatkan dampak kesehatan namun juga telah dampak sosial dan ekonomi yang luar biasa.

Mulai dari gubernur hingga seluruh komponen masyarakat, semuanya telah berupaya mengatasinya. Kendati sudah ada penderita yang sembuh tapi penyebarannya belum kunjung mereda.

"Ya Allah yang Maha Kuasa, kasihani kami. Engkau Maha Sayang. Ampuni kami, ya Allah dan jauhkan bangsa ini dari bencana ini," ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan saat ini umat manusia sedang diuji dengan ujian yang tidak ringan hingga mengakibatkan dampak yang luas di masyarakat.

"Mahluk ini tidak tampak, maka kami berikhtiar, memanjatkan doa dan memohon agar Covid-19 'ditarik' dari Jawa Tengah dan dari Indonesia," ucap dia.

Pemprov Jawa Tengah, lanjutnya, mencatat sampai hari ini sudah ada 297 pasien positif Covid-19, pasien positif dirawat 214, pasien positif sembuh 41 orang, pasien positif Covid-19 meninggal 42 orang, ODP ada 24.199 dan PDP 811 orang.

"Apalagi, saat ini, ada sekitar 40-an orang tenaga kesehatan RSUP dr Kariadi tertular yang telah terpapar Covid-19 tanpa diketahui dan mereka merupakan benteng terakhir dan sudah ada yang meninggalkan kita," tegasnya.

Gubernur juga menegaskan agar masyarakat tidak lagi menolak jenazah pasien Covid-19. Apalagi muslim juga telah diamanahkan dan diperintahkan untuk merawat jenazah.

Karena itu, ia mengajak masyarakat menghormati dan menjaga serta saling menghargai dan mematuhi imbauan- imbauan Pemerintah terkait dengan physical distancing dan protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Sebab dampak Covid-19 amat luar biasa. Mulai dari dampak ekonomi hingga dampak sosial di masyarakat. "Termasuk mereka para pekerja harian yang juga merasakan dampak," ucap Ganjar.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler