Presiden Meksiko Kritik Kartel Narkoba Bagikan Sembako
Presiden Meksiko menyebut pembagian sembako tidak akan mengurangi kejahatan kartel
REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO CITY -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengkritik para kartel narkoba yang membagikan paket sembako kepada warga. Paket sembako yang diberi logo kartel mereka ini merupakan bagian dari aksi untuk membantu warga yang terdampak virus corona.
Presiden Obrador menyatakan, para kartel narkoba itu lebih baik mengurangi tindak kejahatan mereka ketimbang membagikan makanan. Menurutnya, aksi para kartel narkoba yang membagikan makanan tidak akan mengurangi nilai kejahatan mereka.
"Organisasi kriminal yang terlihat mendistribusikan paket-paket ini, ini tidak membantu. Yang membantu adalah mereka menghentikan perbuatan buruk mereka," ujar Obrador.
Pekan lalu, beberapa kartel narkoba mengerahkan anggotanya untuk membagikan paket sembako bagi warga yang kekurangan penghasilan akibat virus corona. Seorang putri penguasa obat terlarang Joaquin "El Chapo" Guzman merupakan salah satu yang ikut membagikan paket sembako.
Paket tersebut berisi minyak goreng, beras, gula, dan barang kebutuhan lainnya yang didistribusikan di Guadalajara, yakni kota terbesar kedua di Meksiko. Paket sembako tersebut ditempelkan logo "El Chapo 701".
Kartel lainnya yang juga membagikan paket sembako di antaranya Jalisco New Generation and Los Durango. Foto yang diunggah di media sosial pada Senin (20/4) menunjukkan anggota bersenjata lengkap dari kedua kartel tersebut membagikan paket termasuk kertas toilet dan sampo.
Sementara itu, Obrador mendapat kecaman tajam karena tidak memberikan lebih banyak dukungan keuangan untuk perusahaan atau pekerja yang menganggur. Selama sebulan terakhir, ekonomi negara tersebut telah melambat akibat kebijakan pembatasan yang ketat untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona. Sampai saat ini, ada lebih dari 8.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi serta hampir 700 kematian.
Meksiko mencatat rekor sebanyak 34.582 pembunuhan selama pertama Obrador menjabat sebagai presiden yakni pada 2019. Ketika itu, presiden menyerukan agar lebih banyak pengeluaran sosial untuk mengatasi akar penyebab kejahatan.