Media Pemerintah Korut Bungkam Soal Kesehatan Kim Jong-un
Media Korut justru melaporkan pencapaian pemerintahan Kim Jong-un.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Media Pemerintah Korea Utara (Korut) bungkam dengan kondisi kesehatan Kim Jong-un. Ketika sejumlah media internasional berspekulasi tentang sakit jantung yang diderita Kim, media Pemerintah Korut justru menerbitkan laporan tentang pencapaian pemerintahan Kim dan persoalan ekonomi.
Spekulasi tentang kesehatan Kim pertama kali muncul karena ketidakhadirannya dalam peringatan hari ulang tahun pendiri Korut sekaligus kakeknya, Kim Il-sung, pada 15 April. Daily NK melaporkan pada Senin malam bahwa Kim diyakini telah dirawat di rumah sakit pada 12 April dan menjalani operasi kardiovaskular atau penyakit jantung. Daily NK kemudian mengoreksi laporannya bahwa kabar Kim dirawat bersumber dari seseorang di Korut yang tidak mau disebutkan namanya.
Para pengamat Korut mengatakan, kondisi kesehatan Kim memang sulit untuk dikonfirmasi. Namun, ketidakhadiran Kim dalam peringatan hari ulang tahun kakeknya merupakan hal yang tidak biasa terjadi.
Mantan wakil duta besar Korut untuk London, Thae Yong-ho, mengatakan, keheningan media Pemerintah Korut terkait kesehatan Kim sangat aneh. Pasalnya, biasanya setiap ada berita kontroversi tentang Kim, media pemerintah langsung memberikan bantahan.
"Setiap kali ada kontroversi tentang (Kim), Korea Utara akan mengambil tindakan dalam beberapa hari untuk menunjukkan bahwa dia masih hidup dan sehat. Ketidakhadiran Kim dalam peringatan pada 15 April tidak pernah terjadi sebelumnya," ujar Thae yang membelot ke Korsel pada 2016.
Pejabat serta sumber dari Korea Selatan (Korsel) dan China yang dekat dengan intelijen Amerika Serikat (AS) meragukan laporan tentang memburuknya kesehatan Kim. Sementara itu, Gedung Putih menyatakan bahwa mereka memantau persoalan itu dengan cermat.
"Saya hanya berharap dia baik-baik saja. Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Kim Jong-un. Kami tidak tahu apakah laporan itu benar," ujar Presiden AS Donald Trump.
Ketika ditanya apakah Trump akan menelepon Kim, dia mengatakan bahwa dia akan menelpon rekannya itu. Dia kembali mengungkapkan harapannya agar Kim dalam kondisi sehat dan baik.
"Ya, saya hanya berharap dia baik-baik saja," kata Trump.
Kim merupakan generasi ketiga yang memimpin Korut. Dia berkuasa setelah ayahnya, Kim Jong-il, meninggal dunia pada 2011 karena serangan jantung.
Pelaporan berita dari dalam Korut dikenal sangat sulit, terutama mengenai kepemimpinan Kim. Pemerintah Korut memberikan kontrol ketat pada informasi di negara mereka.