Australia dan AS Bahas Penyelidikan Internasional Pandemi Ko

AS dan Australia bahas upaya penyelidikan internasional terhadap terjadinya pandemi

AP / Jean-Francois Badias
AS dan Australia bahas upaya penyelidikan internasional terhadap terjadinya pandemi Covid-19. Ilustrasi.
Rep: Kamran Dikarma Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Mereka membahas upaya penyelidikan internasional terhadap terjadinya pandemi Covid-19.

Morrison menyebut pembicaraannya dengan Trump berlangsung konstruktif. Mereka mendiskusikan respons kesehatan kedua negara terhadap wabah Covid-19 dan kebutuhan untuk membangun serta menjalankan perekonomian.

"Kami juga berbicara tentang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan bekerja bersama untuk meningkatkan transparansi serta efektivitas tanggapan internasional terhadap pandemi," kata Morrison melalui akun Twitter pribadinya, Rabu (22/4).

Selain Trump, Morrison turut menghubungi Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dia disebut turut membahas tentang upaya penyelidikan internasional terhadap pandemi Covid-19.

Kedutaan Besar China di Canberra telah mengkritik langkah Pemerintah Australia. Menurutnya Australia hanya membuntuti langkah AS dalam melancarkan serangan politik ke Cina.

"Hari-hari ini, sejumlah politisi Australia ingin membeo apa yang telah dinyatakan orang-orang Amerika dan hanya mengikuti mereka dalam melakukan serangan-serangan politik terhadap China," kata Kedutaan Besar China di Canberra dalam sebuah pernyataan.

Trump adalah tokoh pertama yang menyerukan agar kemunculan pandemi Covid-19 diselidiki. Dia menuding China tak transparan dan menutupi informasi terkait asal-usul wabah tersebut. Oleh sebab itu Beijing harus memikul konsekuensinya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang telah meminta komunitas internasional saling bersolidaritas dalam menghadapi pandemi Covid-19. Ia meminta tak ada aksi saling tuding tentang siapa yang harus bertanggung jawab atas pecahnya wabah tersebut.

Geng mengatakan bahwa virus corona adalah musuh bersama umat manusia. Ia dapat menyerang kapan dan di mana saja. Menurut Geng, jika AS meminta China bertanggung jawab atas pandemi Covid-19, hal itu tak adil. "Apakah ada yang meminta AS menawarkan kompensasi untuk flu H1N1 2009, yang pertama kali didiagnosis sebelum pecah dalam skala besar di AS dan kemudian menyebar ke 214 negara dan kawasan, menewaskan hampir 200 ribu orang?" kata Geng.

Selain itu, AIDS pertama kali dilaporkan di AS pada 1980-an dan menyebar ke seluruh dunia. "Apakah ada yang maju dan meminta AS bertanggung jawab? AS harus memahami bahwa musuh mereka adalah virus, bukan China," ujar Geng.

Saat ini terdapat lebih dari 2,5 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia. Sementara korban meninggal akibat virus tersebut telah melampaui 177 ribu jiwa.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler