Karyawan yang Dirumahkan di Solo Terus Bertambah
90 persen dari total karyawan yang dirumahkan ini berasal dari sektor perhotelan.
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Jumlah karyawan yang dirumahkan di Kota Solo, Jawa Tengah, akibat pandemi Covid-19 terus bertambah. Hal ini disebabkan banyak sektor usaha yang tidak beroperasi.
"Data per tanggal 21 April 2020, jumlah karyawan yang dirumahkan mencapai 2.474 orang," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian ( Disnakerperin) Kota Surakarta Ariani Indriastuti, Kamis (23/4)
Ia mengatakan 90 persen dari total karyawan yang dirumahkan ini berasal dari sektor perhotelan. Sejak pandemi Covid-19 ada beberapa hotel di Kota Solo yang terpaksa tutup sementara karena rendahnya tingkat okupansi.
Terkait hal itu, pihaknya mengimbau para karyawan yang dirumahkan untuk segera mendaftar program kartu prakerja yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat.
"Kami memanfaatkan ruang publik untuk menyosialisasikan terkait kartu prakerja ini kepada para karyawan tersebut. Kalau dihubungi satu per satu kan tidak mungkin," katanya.
Ia mengatakan pemberitahuan terkait kartu prakerja tersebut diumumkan melalui "running text" yang ada di Balai Kota Surakarta, sosialisasi per kecamatan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), serta melalui HRD masing-masing perusahaan.
"Mereka bisa langsung daftar melalui online, jadi kami tidak bisa memantau satu per satu. Kalau dulu kan maju ke provinsi dulu," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, untuk karyawan yang dirumahkan tersebut akan kembali dipekerjakan oleh masing-masing perusahaan saat pandemi Covid-19 berlalu
"Kalau sudah selesai mereka bisa dipanggil lagi. Kalau sekarang mereka dipekerjakan sesuai kebutuhan perusahaan, termasuk upahnya juga sesuai hari masuk mereka," katanya.
Sebelumnya, tepatnya pada dua minggu lalu jumlah karyawan yang dirumahkan di Kota Solo sebanyak 507 karyawan.