Muslim New Jersey Habiskan Ramadhan tanpa ke Masjid
Muslim New Jersey beradaptasi di Ramadhan tahun ini.
REPUBLIKA.CO.ID, TRENTON -- Bulan suci Ramadhan biasanya merupakan waktu untuk bahu-membahu dengan sesama dalam beribadah. Tetapi setelah pandemi Covid-19 melanda pada Maret, masjid-masjid di seluruh negara bagian AS harus ditutup untuk mencegah penyebaran virus.
Ketika orang-orang secara tradisional biasanya berkumpul di tempat-tempat ibadah dan menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga, saat ini umat Muslim bersiap menghabiskan bulan suci itu sepenuhnya di rumah. Ramadhan telah dimulai sejak Kamis (23/4) malam.
Dalam beberapa minggu ke depan, perayaan bulan suci akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Imam Hamad Chebli mengatakan umat Muslim yang taat akan melakukan adaptasi.
"Islam tidak fokus pada bangunan atau dinding atau karpet atau lampu gantung. Allah SWT berkata kepada Nabi Muhammad, 'Aku membuat seluruh bumi menjadi masjid untukmu'," kata Imam Chebli dikutip di NJ Advance Media, Jumat (24/4).
Chebli bertugas sebagai imam di Islamic Society of Central Jersey, di South Brunswick. Sejak masjid ditutup, ia telah memberikan kuliah reguler melalui saluran Youtube ISCJ ketika orang-orang beribadah di rumah.
Ramadhan, yang berlangsung dari 23 April hingga 23 Mei, secara tradisional adalah waktu untuk komunitas. Tetapi jarak sosial tidak berarti ritual ini akan melemah.
"Sholat berjamaah tidak wajib. Beribadah berjamaah adalah cara hidup. Ketika berkumpul bersama, harus memenuhi persyaratan menjadi makmum," lanjutnya.
Salah satu warga, Erum Farid dan keluarga biasanya pergi ke Pusat Islam New Brunswick selama Ramadhan. Tahun ini, tema masjid untuk jamaah adalah 'komunitas dimulai di rumah'.
"Jika Anda berada di suatu tempat, Anda masih bisa beribadah, tetapi itu tidak akan seperti mendengar penuturan imam secara langsung. Itulah yang akan kami lewatkan. Di rumah, itu tidak akan terasa sama," ucapnya.
Orang-orang berkumpul di masjid dan di rumah masing-masing untuk berbuka puasa setiap malam ketika dalam kondisi non-pandemi. Namun komponen puasa Ramadhan tidak berubah menjadi sebaliknya karena menjaga jarak sosial.
Farid dari Franklin Park, menunjukkan satu sisi positif dari puasa pada 2020, yakni mengurangi berbelanja bahan makanan. Pria berusia 42 tahun ini senang berkumpul dengan teman dan keluarga untuk pesta harian setelah matahari terbenam atau berbuka puasa, yang biasanya merupakan salah satu acara sosial utama Ramadhan.
"Kami pasti akan melewatkan semua itu, tetapi yang utama adalah puasa," kata Farid.
Siapa pun yang sakit dengan karena virus Covid-19 maupun penyakit lainnya tidak wajib berpuasa. Presiden Islamic Center of Jersey City, Ahmed Shedeed menyebut biasanya saat berbuka puasa, ratusan orang akan berkumpul bersama. Namun tahun ini, ritual seperti itu tidak lagi bisa dilakukan.
Pada Rabu (22/4), para pemimpin di masjid masih berdebat apakah akan melakukan sholat langsung dari rumah atau dari masjid. Karena rumah adalah pusat ibadah pada 2020, Farid lantas mendekorasi kediamannya untuk membantu menciptakan suasana hati yang meriah bagi keempat anaknya yang berusia enam, 10, 18, dan 20 tahun.
"Masjid adalah bagian besar dari ibadah secara spiritual, dan tempat untuk bertemu orang-orang. Ini akan sangat berbeda. Melihat semua wajah, teman, keluarga, kita akan merindukan itu," ujarnya.
Masjid di Islamic Society of Central New Jersey (ISCNJ) ditutup pada pertengahan Maret. Presiden Dewan Pengawas Masjid, Muhammad Ashraf menyebut, sangat menyedihkan bagi semua umat Muslim, harus melalui ini tanpa ibadah di masjid.
“Bulan ini adalah bulan paling suci dalam kalender Islam. Orang-orang menunggu sepanjang tahun sampai bulan ini datang," kata dia.
Namun, alih-alih fokus pada apa yang kurang, Ashraf menyarankan menggunakan situasi untuk memeriksa apa yang penting. Momen ini menjadi waktu berkualitas yang dapat dihabiskan bersama keluarga.
Waktu yang dihabiskan dapat digunakan untuk memperkuat ikatan dengan anak-anak dan orang-orang terkasih. Sekaligus menjadi pelajaran bagi semua bahwa hidup harus terus berjalan meski tidak seperti yang diinginkan. Selain puasa dan shalat selama bulan Ramadhan, umat Islam juga fokus pada zakat, alah satu dari lima rukun Islam. Tahun ini, kebutuhannya bisa sangat besar.
Umat Muslim yang mampu, wajib memberi 2,5 persen dari penghasilannya untuk amal. Masjid-masjid juga meminta sumbangan selama pandemi. Ashraf menyebut ada lebih banyak orang memberikan uangnya di bulan suci ini daripada bulan-bulan lainnya.
Di akhir Ramadhan, perayaan Idul Fitri ISCNJ yang menandai akhir periode puasa, biasanya menarik ribuan orang untuk datang ke Rowland Park.
Erum Farid merencanakan mengadakan pertukaran hadiah antar keluarga sebagai pengganti pertemuan Idul Fitri tradisional, yang jumlahnya mencapai 90 orang. Biasanya kegiatan ini akan mencakup keluarga suami dan keluarganya.
Adik iparnya, yang tengah mengunjungi Pakistan, harus tinggal di sana setelah perbatasan negara ditutup karena pandemi. Ia tidak yakin berapa lama mereka akan terjebak di sana.
Di Jersey City, Ahmed Shedeed tetap berharap langkah-langkah menjaga jarak sosial dapat dikurangi intensitasnya saat Idul Fitri tiba pada 23 Mei. Tetapi di South Brunswick, penekanannya adalah mengurangi ekspektasi untuk kembali mengadakan pertemuan besar di hari itu.
Berdoa di rumah dapat menghadirkan lebih banyak ketenangan. Seluruh perhatian akan tercurahkan, sekaligus mengasah kesabaran dalam diri.
Direktur Studi Islam di Fairfield University, Connecticut, Martin Nguyen mengatakan, dekat secara fisik adalah kunci ketika beribadah bersama. Masalah yang dihadirkan dengan upaya berdoa melalui media daring adalah posisi yang jauh dari orang yang memimpin doa.
"Meski begitu orang-orang masih berusaha untuk berkumpul secara daring untuk berdoa bersama. Ini mendorong komunitas untuk menjadi kreatif. Pada akhirnya komunitas akan tumbuh menjadi lebih baik," katanya.