Rusia Kembangkan Tes Antibodi Plasma Darah untuk Obat Corona

Rusia akan memilih sampel plasma darah untuk obat pasien virus corona.

AP Photo/Dmitri Lovetsky
Suasana sepi Palace Square tampak dari bangunan di St Petersbug, Rusia, (24/4). Rusia juga merupakan salah satu negara yang sedang melawan Covid-19.
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Rusia sedang mengembangkan sistem tes yang bertujuan mendeteksi antibodi dalam plasma darah. Menteri Kesehatan, Mikhail Murashko mengatakan, pengujian itu dapat digunakan untuk mengobati pasien dengan virus corona, Rabu (29/4).

Baca Juga


"Secara paralel, sistem tes lain sedang dikembangkan...Ini ditujukan untuk kekebalan spesifik," ujar Murashko, dikutip dari Sputniknews.

Murashko menjelaskan, tes terbaru itu adalah salah satu pilihan untuk imunoglobulin, yang menunjukkan, antara lain, netralisasi virus. Pengembangan sistem pengujian itu ditujukan untuk memilih sampel plasma darah mana yang dapat digunakan sebagai obat.

"Itu juga dapat digunakan dalam menguji seseorang secara khusus untuk keberadaan kekebalan spesifik, yang menetralkan virus, menghambat reproduksi virus," kata Murashko.

Rusia telah melaporkan 5.841 kasus baru virus corona selama 24 jam terakhir, yang terjadi penurunan dari 6.411 sehari sebelumnya. Sebanyak 2.220 kasus baru telah terdaftar di Moskow. Penambahan kasus intu membuat total kasus yang terkonfirmasi menjadi 99.399 pada Rabu.

Pusat Penanggulangan Virus Corona Rusia menyatakan, lebih dari 84 persen pasien baru Covid-19 di Moskow berusia di bawah 65 tahun. Ibu kota Rusia telah mengkonfirmasi 50.646 kasus Covid-19 sejauh ini.

Sedangkan pasien meninggal akibat virus corona di Rusia meningkat 108 dari 72 pada Selasa. Penambahan itu membuat jumlah kematian akibat virus menjadi 972 orang. Sebanyak 1.830 pasien telah pulih dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah total orang yang sembuh menjadi 10.286. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler