Korsel Laporkan Perdana Nol Kasus Domestik Virus Corona
Infeksi virus corona di Korsel hanya dilaporkan berasal dari kasus impor pendatang.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Otoritas kesehatan di Korea Selatan (Korsel) melaporkan tidak ada kasus domestik baru dari virus corona pada Rabu. Itu adalah pertama kalinya negara tersebut mencatatkan nol kasus sejak Februari.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengatakan, empat kasus baru yang tercatat dalam 24 jam terakhir melibatkan pendatang dari luar negeri. Hal itu menandai tonggak baru dalam upaya Korsel untuk melawan pandemi virus corona.
Pada Kamis, jumlah kasus infeksi virus corona di Korsel mencapai 10.765 dengan 247 kematian. Menurut KCDC, dari total kasus infeksi sebanyak 1.065 adalah kasus impor dengan 90 persen melibatkan orang Korea.
Otoritas kesehatan menyatakan, tidak ada penularan virus corona secara lokal ketika pemilihan parlemen berlangsung pada 15 April lalu. Pihak berwenang telah mengambil langkah pencegahan dengan mewajibkan para pemilh menggunakan masker dan sarung tangan plastik ketika datang ke tempat pemungutan suara.
"Dua puluh sembilan juta pemilih berpartisipasi dalam pemilihan parlemen 15 April. Tidak ada satu pun kasus yang terkait dengan pemilihan yang dilaporkan selama 14 hari masa inkubasi," ujar Direktur Jenderal Kebijakan Kesehatan Masyarakat, Yoon Tae-ho, dilansir Aljazirah.
Yoon menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pemilih dan petugas yang telah menyemprotkan desinfektan di tempat pemungutan suara. Selain itu, petugas menerapkan kebijakan untuk menjaga jarak sekitar 1 meter.
Korsel telah berhasil mengendalikan pandemi virus corona dengan melakukan pengujian secara besar-besaran dan pelacakan kontak yang sangat intensif. Korsel akan melongarkan pemberlakuan jaga jarak sosial dalam beberapa hari mendatang jika tren penurunan kasus dapat dipertahankan. Terutama pada sejumlah hari libur seperti ulang tahun Buddha pada 30 April, Hari Buruh pada 1 Mei, dan Hari Anak pada 5 Mei.
Kantor berita Yonhap mengatakan, Korsel berencana untuk membuka kembali sekolah dan perkantoran. Namun, mereka tetap harus mengikuti tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari penularan virus corona.