Sarang Laba-Laba Adalah Rumah Terlemah, Mengapa?
Kelemahan rumah laba-laba bukan pada unsur atau struktur bangunannya
REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT mengumpamakan jaring laba-laba sebagai rumah yang lemah. "Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya, rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, jika saja mereka mengetahui." (QS al-An kabut: 41).
Menurut Prof Quraish Shihab dalam tafsir Al Mishbah, laba-laba dalam ayat ini menggunakan bentuk feminin, yakni dengan kata ittakhadzat. Penambahan huruf 'ta' yang pertama pada kata itu mengisyaratkan kesungguhan dalam pembuatan sa rang laba-laba. Sementara, sebagian pakar berpendapat jika huruf 'ta' kedua oleh se mentara pakar dipahami menunjuk jenis kelamin laba-laba.
Mushtafa Mahfud, seorang peneliti Mesir menjelaskan, pembuat sarang laba-laba berjenis kelamin betina. Setelah berhubungan seks dengan pejantannya, ia akan langsung membenci dan berusaha membunuhnya. Sementara itu, telur-telur laba-laba yang menetas itu pun tindih-menindih dan sebagian di antaranya mati.
Alquran menjelaskan, sarang laba-laba bak rumah yang rapuh. Kata 'auhan' diambil dari kata 'wahn' yang berarti lemah atau rapuh. Kelemahan sarang laba-laba untuk menjadi tempat perlindungan sepintas terlihat sangat menonjol. Anda dapat menghancurkan sarang itu hanya dengan satu jari.
Quraisy Shihab mengutip Musthafa Mahmud menjelaskan, benang-benang yang dihasilkan laba-laba memang jauh lebih kuat dari baja dalam kadar yang sama. Di sisi lain, dia lebih lentur dari sutra. Karena itu, apa yang dimaksud ayat di atas bukan kepada benang atau material yang membentuknya. Predikat rapuh itu ditujukan kepada sarang atau rumah laba-laba.
Kelemahan rumah laba-laba bukan pada unsur atau struktur bangunannya. Kalau itu yang dijadikan patokan, rumah laba-laba adalah rumah paling kuat. Kelemah annya ada pada fungsi utama sebuah rumah.
Sebuah rumah mempunyai fungsi uta ma untuk melindungi penghuninya. Pa da sarang laba-laba rumah itu tidak melin dungi nya sama sekali dari hujan, panas, angin. Quraisy menjelaskan, ayat di atas ber maksud menggambarkan kelemahan sa rang laba-laba. Sikap kaum musyrikin yang menjadikan berhala-berhala sebagai pelindung disamakan dengan sarang labalaba. Sarangnya tidak melindungi dari se ngatan panas dan dingin. Sedikit gerakan yang menyentuh sarang itu akan porak po randa dengan hanya sentuhan tangan.
Perumpamaan ini sama dengan ber hala-berhala kaum musyrikin. Dia hanya memiliki nama yang diberikan oleh kaum musyrikin sebagai tuhan-tuhan. Tapi, ia sama sekali tidak memiliki sifat ketuhanan. Dia pun tak mempunyai perlindungan dan tidak bisa memberi perlindungan.
Dalam menjelaskan ayat ini, Imam al- Ghazali mengungkapkan, tidak ada kekua saan atau pun kekuataan kecuali Allah. Me nurut al-Ghazali, jika Anda melihat se orang yang percaya pada manusia-ma nusia dan bersandar kepadanya, berhati-hatilah kepadanya. Karena ia adalah seorang yang penuh kecongkakan dan pertikaian. Jika Anda lebih memercayai Rabb Anda daripada manusia, Anda telah setia kepada- Nya dan Dia benar-benar Rabb Anda.
Pada zaman ini, orang-orang awam terlibat dalam berbagai jenis kesulitan dan kehinaan hanya karena kesibukan mereka de ngan dunia dan ketergantungan mereka terhadapnya. Ketidakacuhan mereka pada akhirat dan masalah-masalahnya serta pada Hari Perhitungan.
Sementara itu, Imam Ibnu Katsir mengatakan, ayat ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk meng gambarkan perihal kaum musyrik karena mereka mengambil tuhan-tuhan selain Allah. Mereka mengharapkan pertolongan dan rezeki itu kepada para berhala.
Keadaan mereka dalam hal tersebut sama dengan rumah laba-laba dalam hal kelemahan dan kerapuhannya. Orang yang menyembah tuhan-tuhan seperti mereka tiada lain seperti orang yang berpegangan pada rumah laba-laba. Sesungguhnya, hal itu tidak dapat memberikan suatu manfaat pun kepadanya. Sekiranya mereka mengetahui keadaan tersebut, tentulah mereka tidak akan menjadikan penolong-penolong mereka selain dari Allah.