'Pemerintah Harus Segera Stabilkan Harga Bawang Merah'

Produksi bawang merah musim ini diprediksi turun hingga 40 persen akibat curah hujan.

BASRI MARZUKI/ANTARA FOTO
Bawang merah (ilustrasi). Panen bawang merah masih 20-30 hari ke depan, sehingga saat ini stok di pasaran terganggu dan harga naik
Rep: M Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah mengatakan ketersediaan bawang merah di Pulau Jawa saat ini memang tergolong langka lantaran belum mencapai panen raya. Said menyebut sentra produksi bawang merah Indonesia relatif terbatas mengingat hanya ada di Nganjuk, Jawa Timur, Brebes, Jawa Barat, dan Sembalun, Lombok Timur, NTB.


"Info dari kawan-kawan petani di Nganjuk dan Brebes, panen masih 20-30 hari ke depan, jadi saat ini stok di pasaran terganggu dan harga naik," ujar Said saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Ahad (3/5).

Said mengkhawatirkan produksi bawang merah musim ini yang diprediksi turun hingga 40 persen akibat curah hujan tinggi sehingga tingkat keasaman tanah relatif tinggi. Menurut Said, pemerintah harus mengambil tindakan segera untuk menstabilkan harga mengingat tingginya kebutuhan saat lebaran.

"Pilihan impor pun sulit untuk saat ini mengingat produsen bawang merah juga menjaga stok masing-masing," lanjut Said.

Said menilai pemerintah harus melakukan pemetaan situasi konsumsi dan stok di masing-masing daerah. Dengan demikian dapat diketahui daerah mana yang surplus atau aman dan stok mana yang rawan. Said menyarankan alokasi bawang merah sebaiknya ditujukan bagi daerah-daerah yang  terbilang rawan. Selain itu, ia meminta pemerintah memastikan jalur distribusi tidak terganggu atau diganggu oleh mafia.

"Kalau distribusi diganggu maka risiko kelangkaan makin besar. Saya pikir Kementan lewat badan ketahanan pangan harus melakukan ini," ucap Said.

Strategi lain yang bisa dilakukan pemerintah dengan melakukan dukungan dan perlindungan ke petani. Said mengambil contoh kasus pada komoditas sayuran, peternakan dan perikanan, yang mana di tingkat petani harga jatuh karena rantai pasok terhambat dan pengecer tidak ada. Akibatnya barang banyak yang tidak terserap dan pada akhirnya harga di tingkat petani jatuh.

"Ini jangan sampai terjadi di bawang merah. Selain mengamankan distribusi, memastikan harga yang menguntungkan petani juga perlu dilakukan. Jangka menengah tentu saja memastikan dukungan bagi petani untuk meneruskan usaha taninya seperti input dan permodalan," kata Said menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler