Saudi Uji Efektivitas Plasma Darah dalam Mengobati Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sejumlah Pusat Kesehatan dan Penelitian Saudi telah meluncurkan penelitian untuk mengobati pasien Covid-19 dengan menggunakan plasma darah dari pasien yang telah pulih. Penelitian bertujuan untuk bertujuan untuk menguji efektivitas plasma darah dalam mengobati kasus Covid-19.
"Plasma memainkan peran penting dalam pengobatan banyak masalah kesehatan yang serius, karena mengandung antibodi yang membantu tubuh manusia pulih," kata Direktur Pusat Onkologi di Rumah Sakit Spesialis King Fahd di Dammam, Hani Al-Hashmi dilansir dari Arab News, Senin (4/5).
Menurut Al-Hashmi, penelitian plasma ini dilakukan oleh seluruh negara, bukan hanya Saudi. Para peneliti berlomba menemukan obat dan perawatan untuk Covid-19, yang telah menginfeksi lebih dari 3,5 juta orang dan menyebabkan lebih dari 240 ribu kematian di seluruh dunia.
Menurut Al-Hashmi, penelitian ini telah disetujui oleh Departemen Kesehatan dan Otoritas Pengawas Makanan dan Obat-obatan Saudi (SFDA) sejak dua pekan lalu. Sejak saat itu juga tim peneliti mulai mengekstraksi plasma dari pasien yang pulih, dan hasil penelitian akan diumumkan setelah penelitian selesai.
Menurut Al-Hashmi, ada lebih dari 20 pusat kesehatan dan penelitian yang bekerja pada proyek ini. Di antara tim studi, ada 21 peneliti utama dengan spesialisasi dalam hematologi, imunologi, penyakit menular, perawatan intensif, dan transfusi darah.
Al-Hashmi mengatakan bahwa setiap pasien pulih yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini akan menjalani pemeriksaan menyeluruh sebelum memulai proses transfusi darah sesuai protokol penelitian yang disetujui. Mereka dapat mulai mengambil plasma dari pasien yang pulih dari Covid-19 setelah tes kedua kali dinyatakan negatif.
Tim studi meminta semua pasien yang pulih Covid-19 yang memenuhi syarat untuk berkontribusi dalam penelitian mendesak ini untuk mendaftarkan informasi mereka di www.plasmaforcovid.com. Dalam konferensi pers, Asisten Wakil Nenteri untuk Kesehatan Preventif dan Konsultan Penyakit Menular, Dr Abdullah Asiri, mengatakan bahwa berbagai penelitian dan uji coba saat ini sedang dilakukan di Kerajaan.
Salah satunya adalah uji klinis dalam kemitraan dengan inisiatif penelitian global Organisasi Kesehatan Dunia untuk perawatan Covid-19. Sebanyak tujuh rumah sakit sedang melakukan studi klinis tersebut yang bertujuan untuk menemukan sejumlah protokol terapi yang telah terbukti berhasil dalam tahap pertama pengujian di laboratorium atau studi sebelumnya melibatkan sukarelawan.
"Tiga dari empat protokol ini adalah uji coba menggunakan obat anti-virus spektrum luas yang sebelumnya digunakan untuk mengobati berbagai infeksi virus,” kata Abdullah.
Namun, menurut Abdullah, masih belum diketahui apakah obat anti-virus dapat mempercepat masa pemulihan mereka yang terinfeksi virus corona. Pasien dengan infeksi pernapasan sebelumnya dirawat di salah satu dari tujuh rumah sakit untuk mengidentifikasi efisiensi obat dan akan dimonitor untuk menindaklanjuti kondisi pasien.
"Durasi uji klinis dapat bervariasi tergantung jumlah pasien yang terlibat dan respons pasien," ujarnya.