Amalan Sunnah yang Bisa Dilakukan di Rumah Saat Ramadhan
Hidupkan amalan sunnah di rumah selama Ramadhan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Di bulan suci ini terdapat banyak keberkahan sehingga seharusnya setiap Muslim berusaha meraih dan tidak melewatkannya. Ramadhan bukan hanya soal menahan lapar dan haus. Lebih dari itu, Ramadhan adalah momentum untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menghidupkan berbagai sunnah-sunnah Rasulullah SAW.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. KH. Marsudi Syuhud mengatakan, Ramadhan merupakan momentum bagi setiap Muslim untuk menjadi pribadi yang istimewa. Caranya yaitu dengan melaksanakan amalan-amalan sunnah di bulan Ramadhan. Dia menekankan setiap Muslim untuk memperbanyak sedekah, apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini di mana tolong-menolong menjadi keniscayaan.
"Sekarang ini lagi zaman tho'un, zaman wabah. Bantu membantu itu diutamakan. Sedekah di bulan Ramadhan. Dalam hadis riwayat Shahih Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan lagi saat Ramadhan," ucapnya kepada Republika belum lama ini.
Karena itu, ketika Ramadhan harus lebih dermawan lagi seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Terutama sedekah pangan di tengah situasi pandemi seperti sekarang. Namun dia mengingatkan, orang yang bersedekah harus mencari dan memberinya secara langsung kepada orang yang disedekahi, supaya tidak terjadi kerumunan. "Jangan sampai mereka datang, karena situasinya sekarang mencari makan saja susah," tutur dia.
Selain itu, lanjut Marsudi, hal utama lain yakni memberikan hidangan berbuka. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda bahwa siapa yang memberi makanan berbuka untuk orang berpuasa maka pahalanya seperti pahala orang berpuasa tanpa dikurangi sedikit pun. Menurut dia memberi makanan berbuka amat penting dalam konteks sekarang ini. "Penting sekali memberi makanan pada saat berbuka ini. Meski yang diberikan itu tidak puasa, tetap beri. Mungkin dia musafir atau lainnya," katanya.
Sekretaris PP Muhammadiyah Dr. Agung Danarto juga menjelaskan, dalam hadis qudsi riwayat Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat, tetapi tidak untuk puasa. Karena Allah SWT yang akan membalasnya langsung.
Melalui hadis tersebut, Allah SWT berfirman, "Kecuali amalan puasa. Amalan puasa itu untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya, karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi".
Amalan selanjutnya dalam bulan Ramadhan yaitu melaksanakan makan sahur sebelum berpuasa. Dalam hadis riwayat Jamaah dari jalur Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, "Bersahurlah kamu karena dalam sahur itu terdapat berkah". Sedangkan untuk berbuka puasa, setiap Muslim disunnahkan untuk segera berbuka. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari jalur Sahl bin Sa'd, menyebutkan, bahwa Nabi SAW bersabda,"Orang akan tetap berada dalam keadaan baik selagi mereka cepat-cepat berbuka".
Agung menambahkan, amalan penting berikutnya di bulan puasa adalah tadarus Alquran. Rasulullah pada malam-malam bulan Ramadhan senantiasa melakukan tadarus Alquran bersama Malaikat Jibril. Makna Tadarus bukan hanya membaca Alquran. Tetapi juga mempelajarinya, mempelajari cara baca Alquran, mempelajari tajwidnya, mempelajari seni baca Alquran, mempelajari isi dan kandungannya, membaca kitab tafsir, diskusi dan dialog tentang kandungan Alquran dan cara pengamalannya, dan lain sebagainya.
"Rasulullah saw adalah orang yang paling murah hatinya, terlebih ketika bulan Ramadhan. Setiap malam Malaikat Jibril menjumpainya di bulan Ramadhan, maka diajaklah tadarus Alquran. Rasulullah ketika berjumpa dengan Jibril menjadi lebih pemurah dalam menyedekahkan hartanya daripada angin yang ditiup. (HR. Bukhari Muslim dari Ibn' Abbas).
Agung juga mengingatkan agar setiap Muslim melakukan shalat Tarawih atau biasa juga disebut qiyamu Ramadhan. Nabi Muhammad SAW lebih sering melaksanakan shalat tarawih di rumah daripada di Masjid. Dengan demikian, melaksanakan shalat tarawih di rumah pada masa pandemi Covid-19 ini bukan hanya tidak bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW, tetapi bahkan mengikuti sunnah yang paling sering dilakukan oleh Rasulullah.
Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang melakukan qiyamu Ramadhan atau shalat Tarawih karena iman dan mengharap pahala, ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Selain itu, mendekatkan diri atau taqarrub kepada Allah SWT harus ditingkatkan. Agung menjelaskan, caranya dengan banyak membaca dzikir, shalawat, dan iktikaf. Namun iktikaf dalam masa darurat seperti mewabahnya pandemi Covid-19 saat ini, tidak perlu dilakukan di masjid. Tetapi cukup di mushala dalam rumah masing masing atau tempat yang biasa dipakai untuk shalat fardhu di dalam rumahnya.