Pilihan Investasi Menarik di Tengah Pandemi
Investor dapat mengambil kesempatan untuk berinvestasi di surat utang berharga.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah kondisi yang tidak menentu akibat penyebaran Covid-19, investor masih memiliki pilihan instrumen menarik untuk berinvestasi, khususnya di pasar keuangan. Sebab, beberapa indikator memperlihatkan pasar finansial Indonesia mulai kembali rebound.
Di pasar spot, Rupiah kembali menguat pada level 15.157 pada akhir April lalu, setelah sempat di titik terendah di 16.741 pada awal April. Sementara, obligasi Indonesia diprediksi menguat seiring dengan turunnya yield atau imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) selama pekan lalu.
Melihat kondisi pasar finansial yang mulai membaik, investor dapat mengambil kesempatan untuk berinvestasi di surat utang berharga (SBN). Hal ini dilandasi dari tingkat yield obligasi negara tenor 10 tahun yang mencapai 8 persen.
"Angka ini terbilang angka yang menarik bagi para investor, dibandingkan dengan yield obligasi sejumlah negara lainnya yang rata-rata di bawah yield obligasi Indonesia," kata Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif PT Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo, belum lama ini.
Di samping itu, lanjut Soni, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif, meskipun diprediksi turun pada level 2,3-2,4 persen. Sedangkan untuk investasi jangka pendek dan menghindari volatilitas yang belum stabil, Soni mengatakan investor bisa memilih reksa dana pendapatan tetap (fix income) yang bisa dicairkan kapan saja.
Sebagai acuan investasi, Soni mengutarakan agar investor membagi porsi investasinya sebesar 50 persen di obligasi atau reksa dana pendapatan tetap, 25 persen pada reksa dana saham, dan 25 persen di reksa dana pasar uang yang juga berguna sebagai cadangan kas.
Menurut Soni, fluktuasi pasar akan kembali stabil bila ada sentimen positif yakni melandainya kurva tingkat penyebaran virus COVID-19 dan vaksin baru ditemukan.